Senin, 6 Oktober 2025

Jumpa Persnya di Kamar Mayat, Dua Bandar Narkoba Tewas Setelah Dibombardir Peluru Polisi

Hasil identifikasi polisi, kedua bandar narkoba yang tewas adalah Ferdi Ardian (25) dan Zamsana Saputra (19), warga Lhokseumawe, Aceh.

Editor: Hendra Gunawan
Tribun Lampung/Wakos Reza Gautama
Wakil Kapolda Lampung Brigjen Bonifasius Tampoi menunjukkan dua pistol rakitan yang dipakai dua bandar ekstasi asal Aceh saat adu tembak dengan personel Ditnarkoba Polda Lampung pada Kamis (26/1/2017). Foto diambil dalam konferensi pers di kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Lampung, Jumat (27/1/2017) siang. TRIBUN JATENG/WAKOS REZA GAUTAMA 

Jalinsum Primadona

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung, Sukamso, mengatakan jalur darat lintas Sumatera masih menjadi primadona bagi para pengedar dan bandar narkoba untuk membawa barang haram tersebut.

"Dan, apa yang dilakukan jajaran narkoba Polda itu merupakan bentuk kesiapan dalam upaya memberantas narkoba," kata Sukamso, kemarin.

Pihak BNN, kata dia, tetap bersinergi dengan jajaran Polda Lampung dalam memberantas peredaraan narkoba di wilayah Lampung. "Polda dan BNN ini saling bersinergi dalam pemberantasan dan peredaraan narkoba," pungkasnya.

Perintah Kapolri

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung, Sukamso, mengatakan jalur darat lintas Sumatera masih menjadi primadona bagi para pengedar dan bandar narkoba untuk membawa barang haram tersebut.

"Dan, apa yang dilakukan jajaran narkoba Polda itu merupakan bentuk kesiapan dalam upaya memberantas narkoba," kata Sukamso, kemarin.

Pihak BNN, kata dia, tetap bersinergi dengan jajaran Polda Lampung dalam memberantas peredaraan narkoba di wilayah Lampung.

"Polda dan BNN ini saling bersinergi dalam pemberantasan dan peredaraan narkoba," pungkasnya.

Perintah Kapolri

Sementara itu, ekspose kasus di kamar mayat RS Bhayangkara ini memang bukan pertama kalinya dilakukan aparat kepolisian. Kapolri Jenderal Tito Karnavian pernah memimpin jumpa pers di depan kamar mayat Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (5/1).

Tito sendiri mengaku sengaja meminta ekspose kasus di kamar mayat RS Polri. Tito ingin menyampaikan pesan tentang kesiapan polisi menghadapi sindikat narkoba internasional yang mencoba masuk ke Indonesia.

"Ekspose di depan kamar jenazah RS Polri untuk memberikan pesan kepada pelaku-pelaku narkotik, terutama bandar-bandar narkotik. Saya minta setop merusak generasi muda Indonesia," katanya.

Tito pun memerintahkan jajarannya untuk tidak ragu bertindak keras dalam menghadapi jaringan narkoba. "Seluruh jajaran narkotik, jangan ragu-ragu dan segan-segan untuk mengambil SOP dalam menindak tegas," kata Tito.(kos/rri)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved