Menhan: Panglima TNI Keras Karena Jadi Ujung Tombak Pertahanan Negara
Menhan mengatakan, TNI memiliki tanggungjawab untuk menjaga negara termasuk simbolnya
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mendukung langkah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang menangguhkan kerjasama dengan militer Australia untuk sementara waktu.
Menhan mengatakan, TNI memiliki tanggungjawab untuk menjaga negara termasuk simbolnya
"Pernyataan panglima keras karena dia yang menjadi ujung tombak pertahanan negara. Begitu ada masalah-masalah Pancasila, yang dijaga TNI. Dalam sapta marga itu membela Pancasila," kata Ryamizard kepada wartawan usai Rapim Kemenhan di Jakarta, Kamis (12/1/2017).
Diketahui, TNI menangguhkan kerjasamanya dengan militer Australia karena prajurit militer negeri kangguru itu diduga telah melecehkan Pancasila.
Ryamizard menjelaskan, negara manapun, reaksi yang sama pasti akan dilakukan apabila ada negara lain yang menghina negara lainnya.
"Itu kan reflek, siapapun sebagai warga negara apalagi Panglima, itu refleksnya demi kecintaan pada negara. Dalam sapta marga kedua, kami mendukung dan pembela ideologi negara dan tidak mengenal menyerah. Itu yang dibela, dilecehkan ya marah," kaya Ryamizard.
Namun demikian, dirinya berharap agar hubungan militer Indonesia dan Australia kembali membaik. Dia mengaku bahwa dirinya secara intens komunikasi dengan Menteri Pertahanan Australia. Hal itu ia lakukan demi menjaga hubungan kedua negara.
"Kalau saya nggak ada masalah. Tapi hubungan ini jangan terus menerus rusak. Saya berkoordinasi terus, dia (Menhan Australia) telepon saya, yang sudah ya sudah," katanya.