Minggu, 5 Oktober 2025

Kasus Ahok

Ahok Malu Duduk di Kursi Pesakitan Kalau Korupsi, Anggap Dirinya Pahlawan Demokrasi

Terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut kursi pesakitan bagaikan kursi kerajaan atau singgasana.

Editor: Hasanudin Aco
EPA/BAGUS INDAHONO/Pool
Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama menjalani sidang lanjutan dugaan penistaan agama di Pengadilan Jakarta Utara, Selasa (27/12/2016). Sidang tersebut akan mengagendakan pembacaan putusan sela dari hakim. TRIBUNNEWS/EPA/BAGUS INDAHONO/Pool 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut kursi pesakitan bagaikan kursi kerajaan atau singgasana.

Ahok mengatakan  proses hukumnya akan berlangsung lama.

Hingga kini, Ahok telah tiga kali menjalani persidangan, yang digelar setiap Selasa.

Baca: Massa Ormas Islam Meminta Ahok Segera Dipenjarakan

Duduk di kursi pesakitan, dianggap Ahok bagaikan singgasana.

"Pengadilan akan panjang. Tiap Selasa, saya duduk di kursi itu, yang saya pikir ini singgasana," ucap Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (27/12/2016).

Ahok merasa tidak bersalah.

Baca: Ahok Merasa Duduk di Singgasana Bukan Kursi Pesakitan

Dia tidak merasa malu dengan kasus yang menjeratnya.

Bahkan, dia menganggap dirinya sebagai pahlawan demokrasi.

"Saya akan malu kalau duduk (di kursi pesakitan) karena korupsi. Ini mah, saya anggap pahlawan demokrasi," ujar Ahok.

Calon gubernur DKI nomor urut dua itu berharap proses persidangan berjalan tertib.

Ahok mengimbau kepada pendukung untuk menjaga ketertiban apapun nanti keputusan majelis hakim.

"Saya harap bapak ibu, kita juga tertib. Pas diminta enggak datang, kita sudah tahu keputusasnnya apa. Semua karena tuhan. Enggak ada sejarah kalau tidak ada tuhan," tutup Ahok.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved