Unpad Ambil Peran Pikirkan Masalah Energi di Indonesia
Indonesia menjadi negara terbesar dalam kebutuhan energi di Asia Tenggara yang mencapai 44% dari total kebutuhan energi di kawasan ini
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Padjajaran (Unpad) tengah memokuskan pada isu re-industrialisasi pada energi baru dan terbarukan.
Ketua Program Studi DIM FEB Unpad, Ina Primiana, menyampaikan hal itu dalam acara Doctorate Business Issue (Dorbis) Executive Forum 2016 dengan tema "Pemanfaatan Energi Alternatif untuk Mendukung Re-Industrialisasi" di Bandung, Sabtu (3/12/2016) lalu.
Menurut Ina, sebagai sebuah perguruan tinggi negeri yang mendidik banyak mahasiswa mulai dari tingkat sarjana hingga doktor, Unpad dituntut harus peka terhadap isu-isu yang ada di Indonesia.
"Kami dari Program Studi Doktor Ilmu Manajemsn Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padjadjaran (DIM Unpad ) harus peka terhadap isu-isu bisnis yang saat ini sedang diangkat. Kemarin Presiden Joko Widodo mengangkat soal energi yang masih jadi persoalan, untuk itu kami membuat diskusi ini untuk mencari jalan keluar mengenai masalah energi," kata Ketua Program Studi DIM FEB Unpad, Ina Primiana dalam keterangan tertulis, Selasa (6/12/2016).
Hadir dalam acara tersebut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi, Direktur Utama PT Tirta Gemah Ripah Emryas Imsak Soelaiman, Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Arif Budisusilo, dan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Dharma.
Ina mengatakan, saat ini Indonesia menjadi negara terbesar dalam kebutuhan energi di Asia Tenggara yang mencapai 44% dari total kebutuhan energi di kawasan ini, disusul Malaysia 23% dan Thailand 20%. Jumlah ini akan terus bertambah sampai dengan 80% di tahun 2030.
"Oleh karenanya, Indonesia memerlukan suatu solusi, untuk mengantisipasi kelangkaan sumber energi, dengan menciptakan energi baru terbarukan untuk bisa dimanfaatkan oleh industri kita, dan penciptaan energi alternatif ini bisa dimulai dari perguruan tinggi sebagai salah satu unsur utama dalam menggali, meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan," kata Ina.
Dia berharap dengan adanya DORBIS Executive Forum ini bisa menciptakan sinergi antar berbagai elemen untuk sosialisasi dan pengembangan teknologi terhadap energi terbarukan.
Elemen Perguruan Tinggi sebagai salah satu unsur utama dalam menggali, meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentu memiliki tanggungjawab untuk dapat berkontribusi dengan memberikan solusi berupa hasil penelitian, sehingga dapat digunakan oleh industri sebagai produksi untuk digunakan oleh masyarakat.
Sementara itu Hendra Iswahyudi, yang menjadi keynote speaker mewakili Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar menegaskan bahwa terminologi energi alternatif saat ini tidak digunakan lagi tapi energi baru terbarukan lah yang menjadi arus utama saat ini.
Hendra pun mengapreasiasi langkah Prodi DIM FEB Unpad yang menggelar Seminar ini.
Pada Seminar itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan, sudah saatnya pemerintah memikirkan untuk beralih ke energi baru terbarukan.
Dijelaskan, Indonesia akan kehabisan minyak dan gas bumi dalam waktu 13 tahun jika tidak ada solusi mengenai penggunaan energi bagi industri.
"Harus ada komitmen dan regulasi yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi masalah energi ini. Kemudian yang kedua, harus ada kepastian hukum dari regulasi, dan terakhir harus ada regulasi keuangan," kata Aher.
Dikatakan, khusus untuk kondisi Jawa Barat saat ini masih memadai untuk persediaan sumber daya alamnya. Namun, harus tetap ada dorongan untuk melakukan swasembada energi.
"Kita ingin merumuskan usulan agar pemerintah beralih ke energi terbarukan. Kalau di Jabar saat ini memadai kondisinya, tapi kita bicara Indonesia agar ada swasembada energi, bukan berbasis fosil tapi energi terbarukan," kata pria yang akrab disapa Aher itu.
Rektor Universitas Padjajaran, Tri Hanggono Ahmad mengatakan, seminar ini dilaksanakan untuk mengkaji dan membahas pemanfaatan energi baru terbarukan dalam mendukung re-industrialisasi nasional dan mencari solusi alternatif dalam pemanfaatan energi alternatif.
"Konteksnya bagaimana kegiatan yang kita lakukan bisa memberika kemaslahatan kepada masyarakat dengan kekuatan akademik," kata Tri.
Dia mengatakan, tema energi yang dipilih karena saat ini sedang update dibicarakan. Mengingat, Indonesia sudah bukan lagi menjadi negara anggota OPEC.
"Sehingga perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk memikirkan strategi lain untuk masalah energi ini. Untuk itu, penguasaan teknologi harus terbangun dengan baik melalui sumber daya manusianya dan peran perguruan tinggi yang harus diperkuat," kata Tri.
Sementara itu, Ketua Himpunan Mahasiswa DIM FEB Unpad Iman Chaerudin menyatakan Pelaksanaan kegiatan DORBIS Executive Forum yang merupakan kerjasama Prodi DIM FEB Unpad dengan Hima DIM FEB Unpad akan bersifat rutin dan berkelanjutan.
Kegiatan itu memiliki topik permasalahan serta isu-isu yang sedang berkembang, dengan menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka sesuai dengan isu-isu yang dibahas baik dari pemerintah, Akademisi, Pelaku Industri/Asosiasi dan Media.