Pesawat Jatuh
Tanda Jempol Jadi Pesan Terakhir AKP Munir kepada Sang Istri Sebelum Pesawatnya Jatuh
Setelah hampir satu setengah jam dari keberangkatan Munir, Sessi coba menanyakan kabar lewat pesan seluler.
Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polri pun telah datang ke rumah Munir. Sampel air liur dari anak dan ayah perwira pertama polisi itu telah diambil.
"Sikat gigi yang terakhir dia pakai juga sudah diambil," ujar Sessi.
Kini ibu dua anak itu hanya bisa mengharapkan ada keajaiban agar suaminya dapat kembali bersama mereka.
"Saya masih butuh beliau, anak-anak kami masih kecil," katanya dengan terisak.
Jadi Pilot karena Pacar Kakak
Abdul Munir Miharja tidak pernah punya keinginan untuk menjadi anggota Kepolisian. Dia masuk dalam Korps Bhayangkara demi mengejar cita-cita untuk menjadi pilot.
Keinginan Munir mengendalikan pesawat untuk bermanuver di udara bermula saat melihat sebuah pameran udara tahun 1995.
Dalam peragaan kelihaian pilot itu, salah satu pesawat dikendalikan pacar Retno, kakak perempuan tertua Munir.
"Sepulang dari acara itu dia kelihatan seperti orang yang banyak pikiran. Waktu ditanya, dijawab 'saya mau jadi pilot kak'," kata Retno.
Pacar yang kemudian menjadi suami Retno pun menjelaskan bagaimana agar bisa menjadi pengemudi pesawat profesional.
"Dibilang caranya tidak mudah, tapi dia bersikeras tetap ingin jadi pilot," kata kakak tertua Munir.
Tujuan hidup Munir sempat terkendala pada awalnya. Lulus dari SMA tahun 1996, baru tahun 1999 dia bisa masuk ke Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug.
Prosesnya pun tidak mudah, ada 800 orang kala itu yang bersaing untuk menjadi 18 calon pilot.
Ketika mengenyam sekolah agar lihai terbang, Retno pernah diceritakan beberapa pengalaman Munir saat terbang. Ada satu yang tidak terlupa dari benak perempuan berhijab ini.
"Pernah dia cerita hadapi awan CB. Katanya ngeri sekali, salah-salah nabrak bukit. Alhamdulillah waktu itu selamat," kenangnya.
Setelah bertahun-tahun bergelut di sekolah penerbangan, baru pada 2005 Munir lulus. Namun, keinginan bekerja sebagai penerbang, tidak langsung tercapai.
Beberapa perusahaan penerbangan coba dia lamar. Sampai ada satu kesempatan yang mengubah jalan hidupnya.