Wiranto Umpamakan Demokrasi dengan Ragam Kuliner
Ia menyakini bahwa penerapan demokrasi di setiap negara memiliki perbedaan.
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menkopolhukam Wiranto menganggap penerapan demokrasi di setiap negara memiliki perbedaan. Ia kemudian menganalogikannya dengan ragam kuliner.
"Di Eropa orang mendapat kalori dengan makan Sosis. Di Amerika, sosis? Bukan, di Amerika makan Steak, tapi kalorinya tetap sama," katanya di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2016).
Menurutnya, Indonesia tidak bisa menerapkan demokrasi seperti di Amerika Serikat dan Uni Eropa. ia beralasan Indonesia mempunyai kultur berbeda.
"Apa di Indonesia kemudian dipaksakan makan steak dan sosis? Pasti akan terjadi keributan, karena Indonesia suka makan tempe, makan tahu," ucapnya.
Maka, lanjut dia, di Indonesia untuk mendapatkan kalori, masyarakatnya cukup makan tempe dan tahu.
Menurutnya, Indonesia yang sudah punya nilai-nilai budaya sendiri, punya kebiasaan masyarakat sendiri, dan punya adat sendiri.
"Tidak mungkin bisa dipaksakan untuk masuk ke dalam demokrasi yang universal, yang sangat berbeda dengan adat-istiadat dan nilai-nilai yang ada di masyarakat Indonesia," tandasnya.(*)