Jumat, 3 Oktober 2025

Fadli Zon: Keris Sudah Jadi Bagian dari Ekonomi Kreatif

Fadli Zon mengingatkan keris telah menjadi salah satu cinderamata kenegaraan dalam kegiatan diplomasi.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon terpilih menjadi Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI). Fadli terpilih dalam Kongres SNKI ke-2 yang berlangsung di Gedung Sungging Prabangkara, Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Sabtu (12/11/2016). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon terpilih menjadi Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI).

Fadli terpilih dalam Kongres SNKI ke-2 yang berlangsung di Gedung Sungging Prabangkara, Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Sabtu (12/11/2016).

Fadli menjabat sebagai Ketum SNKI periode 2016-2021 secara aklamasi menggantikan mantan Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno, MBA.

Dalam kongres yang dihadiri oleh ratusan delegasi paguyuban, empu, kolektor, dan pelaku budaya perkerisan lainnya yang berasal dari seluruh Indonesia itu, Fadli menyatakan bahwa keterlibatannya dalam SNKI adalah bentuk pengabdian.

"SNKI adalah organisasi yang penting dalam merawat dan mengembangkan kebudayaan perkerisan. Selain batik, atau wayang, keris adalah warisan kebudayaan nusantara yang telah diakui dunia. Budaya ini harus dilestarikan," ungkap Fadli dalam keterangan pers, Minggu (13/11/2016).

Fadli mengingatkan budaya adalah elemen penting pembentukan karakter, sekaligus menjadi identitas yang membedakan satu komunitas atau bangsa dari komunitas dan bangsa lainnya.

Tanpa budaya, kata Fadli, orang jadi tidak memiliki identitas.

"Keris ini adalah budaya nusantara. Budaya perkerisan bukan hanya dikenal dalam masyarakat Jawa, tapi juga Sunda, Madura, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, serta Sunda Kecil. Jadi, budaya keris hidup merentang mulai dari barat hingga ke timur nusantara. Benar-benar merupakan warisan kebudayaan yang memiliki akar jauh," kata Waketum Gerindra itu.

Fadli juga menyampaikan sejumlah rencananya untuk memperkuat organisasi SNKI serta melestarikan budaya perkerisan.

Ia mengingatkan keris telah menjadi salah satu cinderamata kenegaraan dalam kegiatan diplomasi. Keris juga sudah menjadi bagian dari ekonomi kreatif.

"Ke depan, kita harus makin mendorong kajian keilmuan atas budaya perkerisan, agar budaya keris ini bisa menjadi ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari oleh anak-anak di bangku sekolah. Tanpa kajian keilmuan, kebudayaan bisa mati, karena hanya akan dianggap sebagai artefak belaka," kata Fadli.

Fadli mengatakan keris tak berbeda jauh dengan benda seni bernilai tinggi lainnya. Ia mengibaratkan keris seperti lukisan.

"Keris bisa punya ‘story’ dan juga ‘history’, yang membuatnya bisa bernilai sangat tinggi. Namun kadang terjadi ‘moral hazard’. Karenanya, seperti halnya lukisan, keris juga perlu mendapatkan kurasi dan sertifikasi, untuk melindungi para penggemar keris. Di situ SNKI bisa berperan memberikan supervisi,” ungkap Fahri.

Keris telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan agung budaya dunia tahun 2005. SNKI juga menjadi organisasi yang terakreditasi di UNESCO disamping organisasi wayang dan tradisi lisan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved