Senin, 6 Oktober 2025

Aksi Terorisme di Tangerang

Penusuk Polisi: Masuk Kuliah Setelah Gagal Seleksi Calon Polisi

Sehari-hari, aktivitasnya hanya berolahraga dengan alat untuk pull-up di halaman depan rumahnya.

Editor: Hendra Gunawan
TRIBUN/HO
Tim Gegana Mabes Polri mengamankan benda yang mencurigakan di lokasi penyerangan dengan senjata tajam terhadap anggota Kepolisian di Cikokol, Tangerang, Banten, Kamis (20/10/2016). Seorang pelaku teror melakukan penusukan terhadap Kapolsek Tangerang dan dua anggota satlantas Polres Tangerang yang sedang bertugas. TRIBUNNEWS/HO 

TRIBUNNEWS.COM -- Asep, Pegawai penyedia jasa katering di Bandara Soekarno-Hatta tersentak dari tidur. Orangtua Asep membangunkannya dari tidur usai bekerja pada malam hari lantaran rumah sang tetangga, Abdu bin Nawawi ramai didatangi polisi.

"Saya dibangunkan, karena ada ramai polisi di rumah Pak Abdu," kata Asep, Kamis (20/10/2016).

Semula Asep tidak ambil pusing dengan ramainya polisi di rumah tetangganya itu. Pasalnya, Abdu bin Nawawi dikenal warga sebagai seorang purnawirawan polisi.

"Saya kira awalnya teman Pak Abdu yang datang, tapi kok menggedor-gedor pintu ?" ujar Asep.

Belakangan, dari pemberitaan yang beredar dan kabar di antara warga, baru Asep tahu bahwa kedatangan polisi sekitar 10.00 WIB ke kawasannya tinggal terkait peristiwa penusukan anggota polisi. Anak dari Abdu, Sultan Aziansyah merupakan pelaku penusukan yang terjadi di dekat Yayasan Pendidikan Yupetek, Tangerang, sekitar 07.00 WIB di hari yang sama.

Di mata Asep, Sultan adalah sosok yang rupawan dan bertubuh atletis. Sehari-hari, aktivitasnya hanya berolahraga dengan alat untuk pull-up di halaman depan rumahnya.

Terkadang, pelaku penusukan itu bahkan mengeluarkan samsak dari rumahnya untuk berlatih tinju.

Dalam keseharian, warga mengenal Sultan sebagai pemuda yang tertutup. Meski usianya tidak terpaut jauh dengan Asep dan rumahnya tidak jauh, mereka tidak pernah sekalipun berbincang-bincang.

"Dengan orang lain seumurannya, dia juga jarang berbicara," sebut Asep.

Jika tidak berolahraga, Sultan kerap terlihat di warung internet yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. "Dia seringnya buka-buka berita," kata Taufik, pemilik warung internet yang kerap didatangi Sultan.

Ucup, warga yang tinggal tepat di sebelah rumah Sultan, menyebut tetangganya termasuk orang terpandang. Pasalnya, Abdu kerap membantu warga, terlebih jika mengalami kehilangan.

"Waktu motor saya hilang, Pak Abdu yang bantu. Akhirnya bisa kembali," ujarnya.

Menurut Ucup, keluarga Sultan memang dikenal karena hampir seluruhnya berprofesi sebagai polisi. Sultan pun diketahui pernah mencoba peruntungan mengikuti seleksi penerimaan anggota Kepolisian.

"Karena tidak diterima, dia kuliah," ungkapnya.

Pelaku penusukan itu, disebut Ucup, pernah mengenyam pendidikan di sebuah kampus swasta kawasan Kota Tangerang. Setelah lulus, dia sempat bekerja. "Cuma bertahan beberapa minggu, setelah itu dia keluar," kata Ucup.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved