Jumat, 3 Oktober 2025

Indonesia Prakarsai Dialog Lintas Agama dan Budaya Negara MIKTA

ementerian Luar Negeri bekerjasama dengan Kementerian Agama menyelenggarakan Dialog Lintas Agama dan Budaya (DLAB) negara-negara MIKTA.

Tribunnews.com/Amriyono
Wakil Menteri Luar Negeri, AM Fachir 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan Kementerian Agama menyelenggarakan Dialog Lintas Agama dan Budaya (DLAB) negara-negara MIKTA.

negara MIKTA terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia.

Acara berlangsung di Yogyakarta, 18 hingga 19 Oktober 2016.

Berdasarkan keterangan Kementerian Luar Negeri, acara tersebut diikuti tokoh agama, budaya, akademisi, pejabat dan masyarakat madani dari negara-negara tersebut.

Dialog dibuka Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir.

Sementara welcoming remarks disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Dalam sambutan pembukaannya, AM Fachir menyampaikan bahwa Dialog Lintas Agama dan Budaya negara MIKTA merupakan inisiatif Indonesia.

kegiatan dilakukan sebagai upaya mengatasi ancaman keamanan, terorisme, radikalisme,dan ekstrimisme.

Lebih lanjut AM Fachir mengungkapkan harapannya agar kerja sama MIKTA semakin kuat, strategis dan inklusif.

Kerja sama dibangun dengan melibatkan semua pihak tidak hanya Kementerian Luar Negeri.

Semua peserta yang hadir juga diharapkan dapat membawa pesan perdamaian dan bertukar pengalaman dengan negara MIKTA.

Sementara itu, Sri Sultan Hamengkubuwono X menggaris bawahi bahwa dialog bukanlah kompromi iman.

Namun, untuk mewujudkan empati antarumat agama, dimana benteng perbedaan diubah menjadi jembatan saling pemahaman dan penghormatan.

DLAB negara-negara MIKTA dengan tema “Strengthening solidarity, friendship, and cooperation through interfaith and intercultural dialogue”.

Tujuannya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman diantara negara-negara MIKTA.

Guna meningkatkan pemahaman dan mempromosikan toleransi, perdamaian, moderasi, serta penghormatan di antaramasyarakat multi agama dan budaya.

Indonesia sebagai tuan rumah menyampaikan Host Statement atau Yogyakarta Message dalam kegiatan tersebut.

Yogyakarta Message berisi pesan perdamaian yang mendorong pelaksanaan berbagai kegiatan untu memupuk rasa solidaritas.

Serta penghargaan terhadap keragaman, keterbukaan dan tranparansi, baik pada level pemerintah maupun non-pemerintah.

Yogyakarta Message juga mendorong peran aktif pemuda dalam memupuk solidaritas antar umat beragama.

Kemudian mengembangkan jaringan diskusi tentang toleransi.

Serta melangkah dari berbagai perbedaan guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Indonesia juga menyampaikan komitmennya untuk memberikan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia kepada pemuda dari negara-negara MIKTA mulai tahun 2017.

MIKTA merupakan Cross Regional Consultative Platform tingkat Menteri Luar Negeri yang dibentuk pada saat pertemuan ke-68 Majelis Umum PBB tanggal 17 September 2013.

Dibentuknya MIKTA didasari berbagai persamaan, diantaranya kemampuan ekonomi dan peran di kawasan.

MIKTA diharapkan dapat bekerjasama untuk meningkatkan berkontribusi dalam pembangunan komunitas internasional.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved