Minggu, 5 Oktober 2025

Dubes RI di Azerbaijan, Menag, Gus Mus Akan Baca Puisi di Hari Puisi Indonesia Malam Ini

Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, dijadwalkan hadir dan akan menyampaikan sambutan.

Penulis: Husein Sanusi
Istimewa
Hari Puisi Indonesia 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peringatan Hari Puisi Indonesia 2016 akan diramaikan dengan parade puisi. Beberapa tokoh, pejabat, duta besar dan deklarator Hari Puisi Indonesia (HPI) akan membaca puisi di acara tersebut.

Bertempat di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, Rabu (12/10/2016) malam ini, Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, dijadwalkan hadir dan akan menyampaikan sambutan.

Untuk pembacaan puisi akan tampil sebagai pembaca puisi antara lain, Menteri Agama, Lukman Hakim, Saifuddin, Kyai dan Budayawan, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Dubes RI untuk Azerbaijan, Husnan Bey Fananie, Dubes Tunisia, HE Mourad Belhassen, Kedubes Lebanon, Mrs Joanna Azzi, Nissa Rengganis dan Sutardji Calzoum Bachri.

Husnan Bey Fananie yang datang jauh-jauh dari Azerbaijan, akan membacakan puisi berjudul "Ramahku Kasihku" yang juga menjadi judul buku kumpulan puisi karangannya. Buku tersebut rencananya akan dilaunching di acara tersebut.

Husnan menulis 21 puisi yang ditulisnya dari 1993 hingga 2005 yang kemudian dikumpulkannya dalam sebuah buku. "Puisi-puisi itu kebanyakan lahir ketika saya berada di luar negeri selama perantauan menuntut ilmu diantaranya di Islamabad, Lahore (Pakistan), Den Haag, Leiden (Belanda)," kata Husnan.

Salah satu puisi yang ditulis di Den Haag berjudul "Terbanglah....Rajawaliku!. Puisi ini bercerita tentang seekor rajawali yang tak pernah bosan mengepakkan sayapnya dan melihat ke bawah melihat tantangan dan tak pernah mengeluh dengan cobaan yang ada.

"Puisi itu ditulis ketika saya menghadapi masa-masa sulit saat sekolah di luar negeri. Namun ketika melihat rajawali semangat saya kembali tumbuh," kata Husnan.

Pengamat Kritik Puisi yang juga Dosen Universitas Indonesia, Maman S Mahayana, memberikan testimoni di dalam buku kumpulan Husnan Bey Fananie yang berlatar belakang seorang santri dan merupakan cucu dari salah satu Pendiri Pondok Modern Gontor, Zaenuddin Fananie.

"Santri penyair kerap menampilkan spirit Ilahiah, dan penyair yang santri menawarkan kerinduan dan percintaan dengan Tuhan. Saya menangkap, puisi-puisi Husnan B. Fananie memancarkan semangat keduanya," tulis Maman S Mahayana.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved