Effendi Ghazali Siap Bantu TPF Kejaksaan
"Saya siap membantu apa saja untuk tim Kejagung, walau mungkin tidak harus dengan menjadi anggota tim"
lihat foto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jika Kejaksaan serius akan membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk mengklarifikasi temuan TPF bentukan Mabes Polri, pengamat politik Effendi Ghazali yang tergabung dalam TPF Polri mengaku siap membantu.
"Saya siap membantu apa saja untuk tim Kejagung, walau mungkin tidak harus dengan menjadi anggota tim," ujar Effendi saat dihubungi wartawan, Jumat (16/9/2016).
Effendi Ghazali memang diajak untuk ikut bergabung.
Ajakan tersebut disampaikan Jaksa Agung RI, H M Prasetyo, untuk merespon pernyataan Effendi Ghazali bahwa ada oknum Jaksa yang berkolaborasi dengan gembong narkoba Freddy Budiman.
Effendi Ghazali mengatakan ada oknum Jaksa yang memeras seorang anggota jaringan narkoba bernama Tedja.
Selain memeras Tedja, Jaksa juga memaksa istri Tedja untuk ikut karaoke.
Saat dihubungi wartawan, Effendi mengatakan bahwa dirinya saat ini selain sibuk di TPF Polri, tengah sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi NIDN atau Nomor Induk Dosen Nasional. Namun ia mengapresiasi niat baik Kejaksaan.
"Saya kagum dengan semangat Kejagung untuk membersihkan institusi terhormat ini, sesuai niat pemerintahan Pak Jokowi," ujarnya.
Kasus yang dimaksud oleh TPF bentukan Polri adalah kasus yang terjadi pada 2012 lalu, jauh sebelum H.M. Prasetyo menjabat posisi Jaksa Agung RI.
Jaksa Agung menanggapi pernyataan Effendi Ghazali dengan sebutan "yang gatal di kepala yang digaruk di kaki."
H.M.Prasetyo menyatakan hal itu karena di tengah-tengah negara perang melawan narkoba, muncul dugaan soal oknum Kejaksaan, yang bisa mengalihkan isu dari masalah sebenarnya.
Effendi Ghazali mengaku tidak setuju dengan perumpamaan tersebut.
Kata dia, masalah narkoba adalah masalah gatal di seluruh tubuh, oleh karena itu digunakan istilah darurat.
--
