Penangkapan Terduga Teroris
Kelompok Teroris Batam Intens Komunikasi dengan Bahrun Naim
Densus 88 Mabes Polri menemukan adanya komunikasi intens antara Bahrun Naim dengan kelompok tersebut.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Butuh waktu sekitar tiga hingga dua bulan bagi tim Densus 88 Mabes Polri untuk menelusuri keberadaan dari kelompok Batam yang menamakan diri Kelompok Katibah Gigih Rahmat atau Katibah Gonggong Rebus (KGR) pimpinan Gigih Rahmat Dewa.
Dari hasil pemeriksaan dan pengembangan sementara, Densus 88 Mabes Polri menemukan adanya komunikasi intens antara Bahrun Naim dengan kelompok tersebut.
Komunikasi ini berupa, Bahrun Naim yang mengajari kelompok Batam untuk membuat bom hingga roket melalui internet untuk menyerang Marina Bay, Singapura.
Selain itu, Bahrun Naim juga memerintahkan kelompok ini melakukan serangkaian aksi teror di tempat publik hingga kantor polisi di wilayah Batam.
"Kelompok ini menerima dana untuk berbagai kegiatan radikalisme di Indonesia, yang berasal dari Bahrun Naim yang ada di Suriah," kata Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto, Minggu (7/8/2016).
Mantan Kabag Penum Mabes Polri ini mengatakan Densus 88 Mabes Polri ini tengah mendalami pula apakah Bahrun Naim dengan kelompok Batam masih satu jaringan atau tidak.
"Keterkaitan langsung atau tidak ini masih didalami Densus 88. Pastinya memang ada komunikasi antara kelompok Batam dengan Bahrun Naim di Suriah. Namun apakah mereka ini satu jaringan atau tidak, nah ini tanggung jawab teman-teman Densus untuk mendalami," kata dia.
Sebelumnya sebanyak enam terduga teroris diamankan oleh Tim Densus 88, Jumat (5/8/2016) pagi di Batam, Kepulauan Riau.
Mereka adalah kelompok dari Katibah Gigih Rahmat atau Kitabah Gonggong Rebus (KGR) pimpinan Gigih Rahmat Dewa (GRD). Enam orang yang diamankan itu, ada yang berprofesi sebagai pegawai bank dan juga karyawan pabrik.
Keenam yakni Gigih Rahmat Dewa alias GRD (31), TS (46), ES (35), TR (21), HGY (20), dan MTS (19). Mereka ditangkap di beberapa lokasi berbeda seperti di Batam Center, Nagoya, Perumahan Cluster Sakura dan Jl Brigjen Katamso Batu Aji.
Keterlibatan kelompok Gigih Rahmat Dewa yakni sebagai penampung dua suku Uighur yakni Doni yang dideportasi dan Ali yang tertangkap bersama Abu Musab di Bekasi.
Dimana Ali, dijemput oleh tersangka bom bunuh diri Polresta Surakarta, Nur Rohman dari Batam ke Bogor selanjutnya dititipkan pada Abu Musab di Bekasi.
Selain itu, kelompok Gigih Rahmat Dewa juga menjadi fasilitator keberangkatan WNI yang hendak ke Suriah melalui Turki.
Bahkan Gigih Rahmat Dewa juga menjadi penerima dan penyalur dana untuk kegiatan Radikalisme yang bersumber dari Bahrun Naim.