Rabu, 1 Oktober 2025

Reshuffle Kabinet

Dradjad Wibowo: Menteri yang Menentang Rini Soemarno Terbukti Terpental

Dradjad Wibowo menilai Presiden Joko Widodo tidak mengikuti tekanan politik dalam melakukan perombakan atau reshuffle kabinet.

Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarno sebelum acara pelantikan di Istana Negara Jakarta, Rabu (27/7/2016). Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengumumkan 12 nama menteri dan Kepala BKPM di teras belakang Istana Merdeka. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Pengamat ekonomi, Dradjad Wibowo menilai Presiden Joko Widodo tidak mengikuti tekanan politik dalam melakukan perombakan atau reshuffle kabinet.

Hal itu terlihat dari masih dipertahankannya Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN, padahal banyak yang menghendaki Rini diganti.

"Bahkan menteri-menteri yang menentang Rini dalam reshuffle ini terbukti terpental," kata Dradjad di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/7/2016).

Dradjad menuturkan, mantan Menteri Perdagangan, Thomas Lembong yang tidak mampu menetapkan harga daging sapi Rp 80 ribu terpaksa kena reshuffle. Padahal menurutnya, kebijakan importir ada di BUMN.

"Jadi, Jokowi malu dengan ucapannya Rp 80 ribu, tapi di lapangan harganya tetap tinggi. Itu juga bukti bahwa Rini adalah kepercayaan Jokowi," tuturnya.

Pria yang merupakan mantan Waketum PAN itu menilai, meski reshuffle adalah hal positif, tapi ada kesan kegelisahan stabilitas fiskal pemerintah akibat kondisi perekonomian global.

Namun menurutnya, siapapun presiden RI, akan menghadapi persoalan yang sama seperti yang dialami Jokowi.

"‎Selain ekonomi global, juga terhambat pelaksanaannya akibat gagal dalam melakukan reformasi birokrasi. Ditambah lagi UU Tax Amnesty sulit berjalan, sebab orang kaya yang sudah nyaman di luar negeri tidak mungkin membawa hartanya kembali," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved