Senin, 6 Oktober 2025

Pengakuan Freddy Budiman

Delapan Fakta Menarik Tindak Tanduk Freddy Budiman

Nama Freddy Budiman kembali menjadi perbincangan meskipun gembong narkoba tersebut kini sudah dieksekusi mati.

Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM/Glery Lazuardi
Gembong narkoba Freddy Budiman. 

Tapi hal tersebut dibantah pihak Kemenkuham yang mengatakan Freddy tidak pernah satu lapas dengan Aman.

11 Desember 2015, Freddy pun dipindahkan dari Nusakambangan dan menghuni Lapas Gunung Sindur Bogor.

Selama di Gunung Sindur, kehidupan Freddy lebih religius dan banyak mendekatkan diri kepada tuhan.

Freddy pun lebih banyak memperdalam ilmu agama serta rajin ibadah dan sudah pasrah jika dirinya dieksekusi mati.

7. Ajakan Untuk Bertobat

Usai menjalani sidang peninjauan kembali (PK) di Pengadilan Negeri Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (1/6/2016), Freddy Budiman mengajak kepada semua orang yang terlibat Narkoba untuk bertobat.

Ia menganggap Narkoba tidak akan menghasilkan apa-apa dalam hidup.

"Seperti itu yang saya rasakan. Setiap saya kerja (bisnis narkoba), pasti tertangkap, jadi hasilnya nol, berarti Allah tidak mengizinkan," katanya.

Dia saat itu mengaku sudah bertobat dan hanya berserah diri menhadapi eksekusi mati.

7. Ucap Takbir Saat Hadapi regu Tembak
Saat dieksekusi mati di Nusakambangan, Jumat (29/7/2016) Freddy Budiman mengenakan pakaian serba putih.

Ia mengenakan gamis putih dipadu celana putih.

Pria asal Surabaya tersebut pun mengucapkan kalimat takbir berkali-kali sebelum peluru yang dilesatkan regu tembak menembus tubuhnya.

8. Muncul Pengakuan Mengejutkan Setelah Dieksekusi

Koordinator KontraS, Haris Azhar dalam pesan singkatnya menceritakan bagaimana tereksekusi mati, Freddy Budiman pernah mengungkapkan dirinya memberi sejumlah uang kepada BNN sebagai 'Uang Setor' bisnis narkobanya.

"Dalam hitungan saya selama beberapa tahun kerja menyelundupkan narkoba, saya sudah memberi uang Rp 450 miliar rupiah ke BNN," ujar Freddy kepada Haris.

"Saya sudah kasih 90 miliar rupiah ke pejabat tertentu di Mabes Polri."

Haris menulis lengkap testimoni Freddy Budiman dan beredar luas di jejaring sosial.

"Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang dua, di mana si jenderal duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun,” cerita Haris, Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Harris melanjutkan bahwa BNN juga pernah diberitahu mengenai keberadaan pabrik narkoba yang berada di Cina oleh Freddy.

Namun, petugas BNN tidak dapat melakukan apapun dan akhirnya kembali ke Indonesia.

Dari keuntungan penjualan, Freddy mengatakan dapat membagi-bagi puluhan miliar kepada sejumlah pejabat di institusi tertentu, termasuk Mabes Polri untuk mengamankan bisnis narkobanya. (Berbagai sumber)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved