Urbanisasi Berkurang Jika Jokowi Berhasil Selesaikan Pembangunan Infrastrurktur
Fenomena urbanisasi atau pindahnya penduduk dari desa ke kota diprediksi masih akan terjadi setelah Lebaran Idul Fitri
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Fenomena urbanisasi atau pindahnya penduduk dari desa ke kota diprediksi masih akan terjadi setelah Lebaran Idul Fitri tahun 2016 usai.
Ibu Kota Jakarta masih menjadi magnet tujuan utama bagi pendatang baru. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menghindari urbanisasi warga desa yang pindah ke kota besar mengikuti saudaranya mengadu nasib di kota besar adalah pembangunan desa.
"Jakarta jadi tumpuan infrastruktur paling lengkap. Tapi beberapa tahun terakhir tujuan urbaniasasi bukan hanya di Jakarta. Urbaniasi akan berkurang tatkala Presiden Jokowi berhasil menyelesaikan pembangunan infrastruktur merata," kata pengamat perkotaan Kris Budihardjo kepada wartawan, Senin (4/7/2016).
Menurutnya, lewat program nawacita yang menjadi prioritas pemerintahan Jokowi-JK dipastikan ekonomi merata dan menekan urbanisasi.
"Itu kenapa nawcita yang salah satu programnya membangun Indonesia dari pinggiran, bisa menghilangkan pola ketimbangan pembangunan, terutama antara Ibu Kota dengan daerah. Inti urbanisasi itu ada gula ada semut. Jadi urbanisasi juga menjadi masalah nasional," katanya.
Budi melihat saat ini urbanisasi bukan hanya terjadi di Jakarta. Namun sudah merata di kota-kota besar yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Sekarang Makassar kenapa jadi kota yang padat. Karena urbanisasi lebih tinggi dari Jakarta. Pertumbuhan ekonominya pun lebih tinggi. Di Makassar naik 7sampai 8 persen, dengan adanya kawasan ekonomi khusus," katanya.
Lebih lanjut Budi menilai, prosentase urbanisasi di Jakarta tahun ini akan menambah dua sampai tiga persen penduduk.
"Kalau penduduk Jakarta 8 juta, akan bertambah sekitar 160 ribu," katanya.