WNI Disandera Abu Sayyaf
Wapres Akui Ada WNI Disandera, Pemerintah Sudah Ambil Tindakan
"Tapi sekarang telah ditegaskan, memang ada (penyanderaan )," ujar Jusuf Kalla.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tujuh Warga Negara Indonesia (WNI) kembali disandera oleh kelompok bersenjata dari Filipina.
Ini ketiga kalinya dalam tiga bulan terakhir penyanderaan terjadi.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, sempat membantah informasi tersebut.
Namun kabar soal penyanderaan dibenarkan oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.
"Tapi sekarang telah ditegaskan, memang ada (penyanderaan )," ujar Jusuf Kalla kepada wartawan di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (24/6/2016)
Pemerintah sendiri sudah mengambil tindakan atas musibah tersebut.
Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, Kementerian Luar Negri (Kemenlu), dan sejumlah lembaga lainnya, tengah berupaya membebaskan mereka.
Jusuf Kalla juga mengakui bahwa informasi soal penyanderaan itu tidak bisa langsung dikonfirmasi.
Dengan demikian para pejabat negara terkesan memberikan informasi yang simpang siur.
"Mula mula diinformasikan ada, kemudian dikatakan belum ada laporan yang detail," kata JK.
Kali ini yang disandera adalah Anak Buah Kapal (ABK) TB Charles. Informasi soal penculikan kembali terjadi, awalanya dibeberkan oleh seorang warga Samarinda, Kalimantan Timur, bernama Megawati.
Ia mengaku dihubungi suaminya yang bernama Ismail, dan menginformasikan bahaa snag suami serta rekan-rekannya, diculik oleh kelompok bersenjata di Filipina.