Calon Kapolri
Tito Dapat Ancaman Teroris Sehingga Selalu Pindah Tempat Tinggal
Empat orang yang diancam adalah Tito Karnavian, Ansyad Mbai, Gories Mere dan Petrus Golose.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Kapolri Tito Karnavian menceritakan soal ancaman yang diterima keluarganya.
Hal itulah yang membuat dirinya berpindah-pindah tempat tinggal.
Anak-anak Tito juga bersekolah di Singapura.
"Banyak sekali pertimbangan saya ke Singapura. Kualitas pendidikan dan pengamanan," kata Tito dihadapan Komisi III DPR, Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Ia mengingat pada tahun 2010 terdapat ancaman pembunuhan dari jaringan teroris.
Empat orang yang diancam adalah Tito Karnavian, Ansyad Mbai, Gories Mere dan Petrus Golose.
"Saat itu saya masih santai tinggal di rumah tapi mulai serius saat bom buku. Meledak di Utan Kayu, saat itu saya Kadensus," kata Jenderal Bintang Tiga itu.
Saat kejadian, bom buku ditujukan kepada Ulil Absar Abdhala, Gories Mere, Ahmad Dhani dan Yapto Soerjosoemarno.
Bom buku berawal di Utan Kayu yang ditujukkan kepada Ulil.
Saat itu, buku tersebut dicurigai satpam yang melaporkan kepada polisi.
"Kasatserse memasukkan buku ke ember dan meledak, tangannya putus," ujarnya.
Kepala BNN Gories Mere ternyata dikirimi buku tentang narkotika di kantornya.
Buku tersebut ditaruh di meja sekretaris pribadi.
"Itu masih di meja Sespri, breaking news keluar modus yang sama. Kita taruh metal detector, lalu datangkan penjinak bom, positif (bom)," katanya
Ia melihat ancaman teror tersebut tidak main-main. Apalagi salah satu istri tersangka merupakan staf Gories Mere.