Rabu, 1 Oktober 2025

Dari Tangan Mahasiswa IPB, Biji Alpukat Bisa Jadi Penyerap Logam Berat

Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menciptakan penyerap logam berat krom (Cr) dari biokomposit oksida besi magnetit.

TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti
Gempur Irawan Supena Putra, Iis Tentia Agustin dan Muhminah, Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menciptakan penelitian yaitu penyerap logam berat krom (Cr) dari biokomposit oksida besi magnetit. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Vivi Febrianti

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menciptakan  penyerap logam berat krom (Cr) dari biokomposit oksida besi magnetit.

Bahan yang dihasilkan untuk menyerap logam berat ini berasal dari serbuk biji alpukat sebagai bioabsorben.

Atas penelitiannya tersebut, mahasiwa IPB meraih juara dua dalam lomba karya tulis ilmiah mahasiswa tingkat Nasional.

Ketiganya adalah Gempur Irawan Supena Putra, Iis Tentia Agustin dan Muhminah, dari Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Mereka membawakan inovasi tentang AVOBEN (Avocado Bioabsorben), yaitu serbuk biji alpukat sebagai bioabsorben atau penyerap logam berat krom (Cr) dari biokomposit oksida besi magnetit.

Gempur mengatakan, AVOBEN berguna untuk menyerap logam berat krom pada limbah cair hasil penyamakan kulit di kawasan industri penyamakan kulit Sukaregang Garut, Jawa Barat.

"Hasil riset kami menunjukkan bahwa AVOBEN mampu menyerap logam krom hingga 91 persen," katanya kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (17/5/2016).

Ia juga mengatakan, alasannya memilih AVOBEN karena hingga saat ini, biji alpukat sebagai limbah belum bisa dimanfatkan secara maksimal.

"Namun biji alpukat berpotensi dikembangkan menjadi arang aktif dan bioabsorben, karena memiliki gugus hidroksil (OH) dari pati dan selulosanya. Pemanfaatan biji alpukat sebagai bioasorben mempunyai makna mengatasi limbah dengan limbah," jelasnya.

Selain itu, kata dia, inovasi ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa pada kondisi lingkungan daerah Garut yang mengalami masalah lingkungan pencemaran logam krom dari limbah cair hasil penyamakan kulit, di kawasan industri penyamakan kulit Sukaregang.

"Sebagai mahasiswa, tugas kita bukan hanya belajar di kelas tetapi lebih dari itu yaitu mengaplikasikan ilmu yang kita dapat menjadi solusi terhadap permasalahan lingkungan, sesuai bidang ilmu yang kami tekuni," katanya.

Gempur bersama timnya juga berencana melakukan riset lanjutan untuk penyempurnaan AVOBEN.

Bahkan, ketiganya juga akan mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) inovasi AVOBEN ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved