Jumat, 3 Oktober 2025

Blok Masela: Momentum Membumikan Nawacita Ketiga

Pro kontra terkait lapangan gas abadi Blok Masela yang mempunyai cadangan gas terbesar di Indonesia saat ini, terus berlanjut.

Editor: Rachmat Hidayat
REPUBLIKA
Peta Blok Masela di Kepulauan Maluku 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pro kontra terkait lapangan gas abadi Blok Masela yang mempunyai cadangan gas terbesar di Indonesia saat ini, terus berlanjut.

Kepanikan dan hilangnya akal sehat Amin Sunaryadi (AS), Kepala SKK Migas dalam menyikapi strategi offshore atau onshore menunjukkan ringkihnya nasionalisme, cenderung bersikap mental pejabat pemburu rente dan seperti anak kecil kehilangan permen.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Bidang Otonomi Daerah dan Daerah Perbatasan, Seknas Jokowi, Nazaruddin Ibrahim.

Dikatakan, terkait ruang publik yang disediakan oleh presiden untuk mendiskusikan pendekatan terbaik terkait Blok Masela ini seharnya bukan menjadi sebuah kegaduhan.

"Melainkan jadi media pencerahan dan bagian penguatan partisipasi publik yang tidak difahami oleh AS," ujarnya, Senin (21/3/2016).

"Pro-kontra adalah sebuah dialektika untuk memberikan kecerdasan dan kesolidan berbangsa. Menjelaskan hal-hal substantif yang selama ini dimanipulatif," tambahnya.

Ditegaskan kembali, adanya dugaan kecerobohon dan kesesatan berpikir yang dilakukan oleh Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi (AS) dan Menteri ESDM Sudirman Said.

 Menurutnya, AS dan SS tidak transparan dalam informasi cadangan gas, berdasarkan Perkiraan Cadangan Terbukti Ditempat (GIIP) 27,6 TCF dan Perkiraan Cadangan Terambil (RF 70%): 19,32 TCF dengan prakiraan alokasi produksi gas 300 juta kaki kubik untuk industri petro kimia dan 4,5 mtpa LNG.

"Produksi ini dapat menyuplai industri petro kimia dan kilang LNG selama lebih dari 50 tahun. Apalagi, bila dihitung cadangan harapan, yang dapat menyuplai lebih dari 70 tahun," tambahnya.

Hal yang sama soal kekhawatiran tidak amannya pipanisasi gas melalui jalur dasar laut ke pulau Selaru sejauh 90 km dengan kedalaman 1.500 m dan kelandaian dasar laut 2-3%.

Kekhawatiran itu dinilai sangat mengada-ada dan membonsai anak bangsa untuk melahirkan maha karya di bidangnya.

"Piping technology telah dipakai untuk mengalirkan gas oleh banyak negara, seperti pipa gas bawah laut Nyhama (Norwegia) ke Easington (Inggris) sejauh 1.166 km dengan kedalaman 3.000 m, yang mengalirkan gas 2,500 juta kaki kubik/hari," ujar Nazar

"Atau, Blue Stream (Laut Hitam/Rusia) ke Turki sejauh 400 km dengan kedalaman 2.200m yang mengalirkan gas 1.550 juta kaki kubik/hari," tambahnya.

Konsep Nawacita yang diusung Presiden Jokowi, Nazar mengingatkan kembali, dibuat untuk menghadirkan negara yang telah lama alpa, khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam, termasuk minyak dan gas bumi, yang berkeadilan.

Sejak lama daerah-daerah pinggiran dan pulau terluar kehilangan sentuhan keindonesiaan, sehingga negara harus hadir di ufuk timur.

"Nawacita bukan lahir dari langit dan tidak ada tempat berpijak di bumi. Secara alamiah, di mana ada gula, di situ pasti ada semut. Proyek onshore Blok Masela akan menampung 7.000 tenaga kerja," tandasnya.

"Pengelolaan lapangan Gas Abadi Blok Masela dengan cadangan gas alam yang sangat besar menjadi momentum untuk membumikan Nawacita. Caranya dengan meletakkan kepentingan nasional sebagai landasan utama dan rakyat (Maluku) sebagai penikmat pertama dari kekayaan alamnya," tambahnya lagi.

Ia menyarankan, sudah saatnya AS dan SS untuk ‘lempar handuk’. Karena menurutnya, mereka adalah produk rejim masa lalu yang hanya mengejar devisa dengan cara mengeksploitasi SDA dan menjualnya ke luar negeri.

"Kemudian meninggalkan ‘toxin in our environment-cancer in our bodies’ dan menempatkan rakyat sekadar sebagai penonton,” tutur Nazar.

Saatnya saat ini, tambahnya lagi, anak bangsa ber-Nawacita memegang kendali pengelolaan SDA guna membangun kemandirian energi.

Semua itu, sambung Nazar, berdasarkan kepentingan nasional, pemerataan kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat.

"Nawacita ketiga, membangun Indonesia dari pinggiran, akan memancarkan cahaya ke-Indonesiaan, khususnya dari ufuk timur, yang telah lama redup. Proud of nation harus muncul dari lubuk hati rakyat Maluku," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved