Senin, 6 Oktober 2025

Jokowi: Pers Nasional Bisa Bangun Kepercayaan Dunia Luar

Presiden Jokowi berkesempatan menyentil media di Hari Pers Nasional (HPN) yang dihelat di Mandalika

Editor: Toni Bramantoro
SETPRES/RUSMAN
Presiden Joko Widodo 

"Kalau judul seperti ini diteruskan di era kompetisi seperti ini, yang muncul adalah pesimisme, sebuah etos kerja yang tidak terbangun dengan baik. Yang muncul adalah hal-hal yang tidak produktif, bukan produktivitas," tutur Presiden dihadapan insan pers itu.

Di era persaingan antar negara ini yang dibutuhkan di dalam negeri adalah membangun kepercayaan. Presiden menggarisbawahi bahwa tanpa kepercayaan jangan berharap akan terjadi aliran arus uang, investasi dan modal yang masuk.

"Kepercayaan itu yang bisa bangun adalah media, pers. Persepsi muncul, imej muncul karena berita-berita," ujar Presiden.

Menpar Arief Yahya sering menyebut "Indonesia Incorporated", untuk kepentingan bangsa, demi kejayaan negeri, semua unsur harus bersatu.

Karena "musuh" atau rival kita itu bukan kita sendiri, tetapi bangsa-bangsa lain. Arief juga menempatkan media sebagai satu unsur yang sama pentingnya dengan empat unsur lain dalam Pentahelix. "Academition, Business, Goverment, Community, dan Media," tambah Arief Yahya.

Etika Jurnalisme‎

Di sisi lain, Presiden menyadari bahwa karena didesak oleh kecepatan terutama media-media online ingin segera memuat berita terbaru, tapi seringkali melupakan kode etik jurnalisme dan etika pemberitaan.

"Beritanya jadi tidak akurat, tidak berimbang, campur aduk antara fakta dan opini, " tutur Presiden.

Bahkan terkadang, kata Presiden, berita-berita yang tidak mempertimbangkan etika jurnalisme dapat menjadi berita yang tidak berimbang dan tidak jarang dapat menghakimi seseorang.

"Menurut saya ini berbahaya sekali," tandas Presiden.

Di akhir sambutannya, Presiden berharap pers dapat menjadi pilar keempat demokrasi dengan menghadirkan informasi yang lebih jujur, akurat dan obyektif.

"Se‎lalu memberi tempat suara bagi masyarakat," kata Presiden.

Karakter Building

Presiden mengingatkan pentingnya peran media bagi masyarakat.  Karena media dan pers menjadi pembentukan moral, karakter, mentalitas, dan  moralitas.

Oleh karenanya, Presiden berharap agar di saluran televisi diputarkan lagu-lagu nasional, lagu kebangsaan Indonesia yang dimunculkan, seperti Padamu Negeri, Garuda Pancasila. Dan lagu-lagu itu ditayangkan pada waktu prime time.

"Sehingga anak-anak kita dari Sabang sampai Merauke akan hafal lagu nasional kita. Bukan hanya bertumpu pada rating," tandas Presiden.‎

Pada Puncak Peringatan HPN 2016 ini dihadiri oleh para menteri anggota Kabinet Kerja, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Badrodin Haiti, pimpinan BUMN, Duta Besar negara sahabat, pemilik media dan pemimpin redaksi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved