Sabtu, 4 Oktober 2025

Ledakan Bom di Sarinah

Polisi Menduga Kelompok JAKN sebagai Pelaku Teror di Kawasan Sarinah

Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror masih menganalisis asal kelompok pelaku teror yang menyerang kawasan Sarinah, Jakarta Pusat

Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti berbicara kepada wartawan saat merilis tersangka teror dikawasan Sarinah, di gedung Div Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (16/1/2016). Mabes Polri merilis tujuh orang yang tewas saat kejadian, dimana empat orang diduga sebagai tersangka, dua orang korban, dan satu masih didalami identitasnya. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror masih menganalisis asal kelompok pelaku teror yang menyerang kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (16/1/2016).

Namun, Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti menduga kuat pelaku berasal dari kelompok Jamaah Anshor Khilafah Nusantara (JAKN). JAKN adalah wadah seluruh kelompok radikal yang ada di Indonesia.

"Organisasi-organisasi yang ada sebelumnya (di Indonesia) itu berafiliasi ke sana semua," ujar Badrodin di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (16/1/2016).

Kapolri mengatakan, ada dua kendala untuk mengetahuinya. Pertama, jika ada salah satu pengikut yang tertangkap, dia bisa saja tidak mengaku bukan anggota JAKN. 

Badrodin menyebutkan, hanya bukti-bukti dokumen serta kroscek keterangan orang lain yang bisa membuktikan bahwa orang tersebut adalah pengikut JAKN. Sementara, Densus 88 masih terus menganalisis bukti-bukti yang ada.

Persoalan kedua, Badrodin menganalisis tren baru dalam dunia gerakan radikal. Sebelum melaksanakan teror, si anggota menyatakan diri keluar dari kelompok radikal tersebut dan membentuk sel yang terdiri dari jumlah lebih kecil, yakni empat atau lima orang.

"Hal ini dilakukan mereka agar sulit dilacak. Kalau begitu apa dia termasuk organisasi itu (JAKN) juga?" ujar Badrodin.

"Untuk pelaku (teror Sarinah) ini masih kami dalami, apakah dia benar JAKN atau sudah keluar. Meski, ya ideologi mereka itu ya sama semuanya," lanjut dia.

Polisi telah mengidentifikasi lima jenazah terduga teroris lewat sidik jari. Mereka adalah Sugito (42), Dian Juni (25), Afif alias Sunakin, Muhammad Ali (29), dan Ahmad Muhazan (25).

Dalang dari serangan tersebut diduga adalah Bahrun Naim. Ia diyakini bergabung dengan ISIS dan masih berada di Suriah.(Fabian Januarius Kuwado)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved