Nama Presiden dan Wapres Dicatut
Setya Novanto Sempatkan Salat Dzuhur dan Berdoa di Ruangannya Sebelum Sidang
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) kembali mengelar sidang lanjutan kasus pencatutan nama presiden yang menghadirkan terlapor, Setya Novanto.
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) kembali mengelar sidang lanjutan kasus pencatutan nama presiden yang menghadirkan terlapor, Ketua DPR, Setya Novanto, Senin (7/12/2015).
Sebelumnya, sidang etik pencatutan nama presiden menghadirkan pelapor yakni Sudirman Said dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoedin.
Setya yang masuk ruang sidang melalui pintu samping kanan gedung MKD, sempat membuat wartawan terkecoh. Barikade yang dibuat Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR RI di sepanjang eskalator Gedung Nusantara 2 menuju ruang sidang MKD di Lantai dua, membuat wartawan menyangka jika Setnov akan datang melalui pintu depan gedung.
Setnov hadir dengan tampilan rapi, mengunakan setelan jas hitam dibalut dengan dasi berwarna merah, seperti tampilan biasanya ketika berkantor.
Tidak tampak wajah tegang saat ketua DPR tersebut masuk ke ruang sidang.
Setnov yang datang ditemani kuasa hukum dan sahabatnya di partai beringin seperti Roemkono, Joppy Kardinal, dan Nurul Arifin, banyak melemparkan senyum kepada awak media.
Meskipun didampingi sahabat dan kuasa hukumnya ketika masuk ke dalam ruang sidang, Setya akhirnya tampil sendiri di depan 17 anggota dan pimpinan MKD. Menurut Roemkono, Setya ingin sendiri menghadapi sidang.
"Sudah ditanya tadi, minta didampingi atau tidak, dan Pak Setya bilang tidak perlu," katanya.
Menurut Roemkono, sebelum mengikuti sidang, Setya Novanto terlebih dahulu berdiskusi bersama sejumlah teman separtai, di ruanganya, lantai tiga, Gedung Nusantara III, komplek Parlemen, Senayan. Tidak ada wajah tegang sedikit pun saat Setya bercengkrama dan berdiskusi menjelang sidang.
"Tidak ada, kita senyum, tertawa biasa," katanya.
Roemkono tidak menampik jika dalam diskusi tersebut juga dibahas mengenai persiapan mengikuti sidang etik. Dalam perbincangan tersebut juga disinggung masalah sah tidaknya rekaman dan legal standing pelapor aduan tersebut.
"Masalah legal standing gimana, rekaman itu sah atau tidak, ini semua kan diatur undang-undang," katanya.
Masih di ruangannya, menurut Roemkono Setya Novanto dan rekan-rekannya menggelar doa bersama. Bahkan Setya Novanto menunaikan ibadah salat Dzuhur terlebih dahulu.
"Berdoa, salat dia, semoga menyampaikan jawaban terbaik," katanya.