Minggu, 5 Oktober 2025

Megawati Umbar Senyum Ditanya Kasus Setya Novanto

pentas seni bertajuk peduli 'Bangun Majapahit'di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat dipentaskan

ISTIMEWA
Para pemain dan tamu undangan berfoto bersama usai pagelaran ketoprak bertajuk peduli Bangun Majapahit yang dipentaskan di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (26/11/2015) malam. 

Ketua DPR RI Setya Novanto yang merupakan terlapor di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait dugaan pencatutan nama presiden dan wapres terkait PT Freeport Indonesia hadir dalam pagelaran ketoprak 'Bangun Majapahit'.

Novanto datang berbarengan dengan Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Turut tampak bersama ketiganya Sekjen Golkar hasil Munas Bali Idrus Marham.

Novanto tidak sejak awal menonton pagelaran 'Bangun Majapahit' melainkan datang saat pertunjukkan telah berjalan setengah cerita. Duduk satu baris dengan Megawati, Novanto tampak senyum-senyum saat melihat lawakan terkait pencatutan nama tersebut.

Usai pagelaran tersebut, Novanto yang mengenakan kemeja batik lengan panjang tidak tampak di pintu keluar. Awak media yang sudah menunggu politikus Golkar itu pun akhirnya tidak dapat mewancarainya.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjelaskan, partai yang ia pimpin meyakini, jalan kebudayaan harus segera dilakukan di tengah gempuran nilai budaya luar yang sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.

"Namun, bukan berarti kita harus menutup diri dari luar. Terbukti bahwa peradaban nusantara sejak dahulu sudah berinteraksi dengan dunia luar dan mampu membawa perubahan positif terhadap perkembangan budaya nusantara," kata Megawati.

Menurut presiden ke-5 Republik Indonesia itu, Bangun Majapahit benar-benar diangkat dari sejarah bangsa Indonesia. Dalam perjalanannya budaya Indonesia tidak lepas dari proses politik yang dijalankan oleh Indonesia.

"Bagaimana sebuah pergulatan politik terus berjalan dan tentunya akan menunjukkan pertempuran antara kebaikan dan keburukan. Tapi akhirnya yang menang pasti kebenaran," tuturnya.

Masih kata Megawati, semangat persatuan dan sejarah perjalanan bangsa besar inilah yang telah menjiwai para pemuda Indonesia di tahun 1928 untuk bersatu dalam satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.

"Dengan bersatunya seluruh kekuatan anak-anak bangsa yang ada di wilayah Nusantara maka akhirnya rakyat bisa mencapai kemerdekaan," tandasnya.

Mega kemudian ditanya oleh para wartawan mengenai kasus laporan Menteri ESDM ke MKD DPR terhadap Ketua DPR Setya Novanto. Megawati tak mau lagi berkomentar. Sebelumnya terlihat,  Megawati bertegur sapa dengan Setya Novanto usai acara, kemudian terlihat tertawa sambil mengumbar senyum, begitu mendengar pertanyaan yang diajukan wartawan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved