Megawati Umbar Senyum Ditanya Kasus Setya Novanto
pentas seni bertajuk peduli 'Bangun Majapahit'di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat dipentaskan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Kamis (26/11/2015) malam, pentas seni bertajuk peduli 'Bangun Majapahit'di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat dipentaskan. Pagelaran yang dipersembahkan oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ini, dimaksudkan untuk mengangkat kembali budaya Indonesia.
Dalam pagelaran yang berlangsung selama kurang lebih dari dua jam ini beberapa tokoh politik hadir menyaksikan Selain Megawati, turut pula menyaksikan pengurus DPP partai berlambang banteng, yakni Sekjen Hasto Kristiyanto, Wakil Gubernur DKI Jarot Saiful Hidayat, Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki, dan beberapa petinggi partai lainnya.
Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Faheri Hamzah, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Sekjen DPP Partai Golkar hasil Munas Bali, Idrus Marham, juga hadir saat pertunjukan sedang berlangsung.
Dalam pagelaran tersebut, tidak melulu menceritakan kondisi Majapahit pada masa lampau, namun juga diselingi oleh kondisi politik dalam negeri saat ini.
Seperti halnya kasus dugaan pencatutan nama presiden dan wapres terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia serta perilaku anggota dewan, turut 'menyegarkan' suasana malam itu. Penonton yang hadir seakan dipaksa untuk tertawa lebar yang dilontarkan oleh pelawak Marwoto dan Yati Pesek, yang ikut dalam pementasan itu.
Dedi Gumelar atau yang akrab disapa Miing yang bertindak sebagai master of ceremony (MC) juga tak kalah lucu. Ia memancing gelak tawa para hadirin yang menyaksikan pagelaran budaya tersebut, tak terkecuali Megawati Soekarnoputri yang duduk di baris ke enam itu. "Halo? Oh Nov, ini saya lagi mengisi acara," ujar Miing.
Miing kemudian menjelaskan kepada seseorang dari balik telepon genggamnya itu bahwa ia sedang melakukan tugasnya. Kemudian ia menyinggung soal 'trending topik' bersama orang yang mengubunginya.
"Oh iya jadi trending topik, trending topik dan semoga jadi topik dan hidayah juga ya. Sekarang balik ke kampus? Oh ya sudah," ucap Miing.
Tawa pun pecah seketika Miing menyebut trending topik dan pemanggilan nama 'Nov'. Sebab, banyak penonton yang hadir menduga candaan Miing berkaitan dengan trending topik 'papa minta saham' dan dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden.
Namun, Miing buru-buru menjelaskan dengan siapa dirinya berbicara. Ia segera menyebutkan nama mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Andrinov Chaniago kepada para penonton, supaya penonton tidak menduga-duga.
"Ini, tadi Pak Andrinov, mantan menteri," kata Miing.
Tak sampai disitu, candaan Miing pun tetap berlanjut pada saat pagelaran mencapai ujungnya. Para pemain ketoprak mendapatkan bunga dari Megawati sebagai bentuk penghargaan telah sukses memberikan tontonan yang menghibur dan juga mendidik.
Tiba saat Mega hendak memberikan bunga ke Butet Kertaradjasa satu diantara puluhan pemain ketoprak, Miing kembali berkelakar. "Butet juga dapat saham. Bukan dari Freeport, tapi freelance," kata Miing yang sontak disambut tawa para hadirin.
Miing usai pagelaran saat ditemui Tribunnews.com mengaku tidak memiliki skrip khusus dalam candaannya. Menurutnya, hal itu adalah improvisasi dengan melihat kondisi politik yang sedang ramai saat ini.
"Nggak ada (skenario). Itu kan improvisasi. Kita lihat politik sekarang lagi ramai apa. Kita kan orang panggung," ujar Miing.
Ketua DPR RI Setya Novanto yang merupakan terlapor di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait dugaan pencatutan nama presiden dan wapres terkait PT Freeport Indonesia hadir dalam pagelaran ketoprak 'Bangun Majapahit'.
Novanto datang berbarengan dengan Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Turut tampak bersama ketiganya Sekjen Golkar hasil Munas Bali Idrus Marham.
Novanto tidak sejak awal menonton pagelaran 'Bangun Majapahit' melainkan datang saat pertunjukkan telah berjalan setengah cerita. Duduk satu baris dengan Megawati, Novanto tampak senyum-senyum saat melihat lawakan terkait pencatutan nama tersebut.
Usai pagelaran tersebut, Novanto yang mengenakan kemeja batik lengan panjang tidak tampak di pintu keluar. Awak media yang sudah menunggu politikus Golkar itu pun akhirnya tidak dapat mewancarainya.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjelaskan, partai yang ia pimpin meyakini, jalan kebudayaan harus segera dilakukan di tengah gempuran nilai budaya luar yang sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.
"Namun, bukan berarti kita harus menutup diri dari luar. Terbukti bahwa peradaban nusantara sejak dahulu sudah berinteraksi dengan dunia luar dan mampu membawa perubahan positif terhadap perkembangan budaya nusantara," kata Megawati.
Menurut presiden ke-5 Republik Indonesia itu, Bangun Majapahit benar-benar diangkat dari sejarah bangsa Indonesia. Dalam perjalanannya budaya Indonesia tidak lepas dari proses politik yang dijalankan oleh Indonesia.
"Bagaimana sebuah pergulatan politik terus berjalan dan tentunya akan menunjukkan pertempuran antara kebaikan dan keburukan. Tapi akhirnya yang menang pasti kebenaran," tuturnya.
Masih kata Megawati, semangat persatuan dan sejarah perjalanan bangsa besar inilah yang telah menjiwai para pemuda Indonesia di tahun 1928 untuk bersatu dalam satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
"Dengan bersatunya seluruh kekuatan anak-anak bangsa yang ada di wilayah Nusantara maka akhirnya rakyat bisa mencapai kemerdekaan," tandasnya.
Mega kemudian ditanya oleh para wartawan mengenai kasus laporan Menteri ESDM ke MKD DPR terhadap Ketua DPR Setya Novanto. Megawati tak mau lagi berkomentar. Sebelumnya terlihat, Megawati bertegur sapa dengan Setya Novanto usai acara, kemudian terlihat tertawa sambil mengumbar senyum, begitu mendengar pertanyaan yang diajukan wartawan.