Nama Presiden dan Wapres Dicatut
Amankan Kasus Setya Novanto, Anggota MKD Ditawari Rp20 Miliar Lebih
Wakil Ketua MKD ditawari 2 juta Dolar AS atau setara Rp20 miliar lebih untuk mengamankan kasus etik Ketua DPR, Setya Novanto.
Sepengetahuan anggota MKD dari Partai Hanura, Syarifudin Suding, tidak ada tawaran uang pengamanan kasus etik Setya Novanto kepada anggota dan pimpinan MKD.
Ia pun merasa yakin tidak ada anggota MKD yang mendapat tawaran dan menerima uang pengamanan tersebut.
"Nggak ada, nggak ada, nggak ada yang seperti itu!" kata Suding dengan suara meninggi.
"Mudah-mudahan kami tetap bisa menjaga independensi kami. Mudah-mudahan hal seperti itu tidak terjadi," sambungnya.
Pun Suding mengaku tidak pernah mendapat tawaran serta menerima uang pengamanan kasus etik Setnov itu.
"Saya kira, nggak," kata dia.
Suding merasa yakin tidak ada dari MKD menerima uang pengamanan tersebut lantaran kasus dugaan pelanggaran etik Setya Novanto tengah menjadi sorotan publik.
Anggota dan pimpinan MKD tidak akan ambil risiko terhadap kasus ini.
"Sekali lagi saya katakan, ini adalah pertaruhan kredibilitas Mahkamah Kehormatan Dewan. Mudah-mudahan hal seperti itu tidak terjadi. Karena ekspektasi publik cukup tinggi terhadap persoalan ini."
Menurutnya, untuk kasus dugaan pelanggaran etik Setnov ini, sesama anggota MKD pun tidak perlu saling memata-matai atau mengawasi terhadap adanya potensi dana pengamanan tersebut.
"Nggak perlu. Ini anggota Dewan, bisa saling mengawasi. Sudah lah... Saya percaya lah dengan kawan-kawan yang lain," tukasnya.
Sementara, Ketua MKD dari Fraksi PKS, Surahman Hidayat pun mengaku tidak mendapatkan tawaran seperti dialami oleh Junimart Girsang.
Ia pun mempersilakan media massa untuk mengonfirmasi informasi dana pengamanan tersebut kepada anggota dan pimpinan MKD yang diduga mendapatkan tawaran tersebut.
Dan sejauh ini, ia mengaku belum mendapat laporan adanya dana pengamanan kasus dugaan etik Setya Novanto itu.
"Saya sendiri tidak tahu, kecuali malaikat. Kalau saya dapatnya tawaran jadi calon mertua," kata politisi PKS itu.