Sabtu, 4 Oktober 2025

Cita-cita Dokter Andra Melanjutkan Kuliah Anestesi S2 Tak Kesampaian

Adiknya itu sempat mengungkapakan rencana untuk melanjutkan S2 di Jakarta. Usai menjalani program internsif, Andra berencana mengambil kuliah Anastesi

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews/Irwan Rismawan
Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek menyambut jenazah dokter Dionisius Giri Samudra atau dokter Andra setibanya di Terminal Cargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/11/2015). Dokter Andra meninggal saat sedang bertugas di Kepulauan Aru, Maluku akibat terkena infeksi otak yang disebabkan oleh virus campak. Selanjutnya jenazah dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fransisca Ristansiah (53), begitu terpukul dengan kematian anaknya Dionisius Giri Samodra (Andra) saat bertugas sebagai dokter di Dobo, Maluku.

Bagaimana tidak, kurang lebih seminggu yang lalu, Kamis (5/11/2015), ia masih bisa melihat keceriaan wajah anak keduanya itu.

Sejak akhir Oktober lalu, Andra mengambil cuti selama 10 hari hingga 5 November 2015 dengan menghabiskan waktu bersama orang tuanya, di rumahnya di Pamulang Indah, Jalan Cempaka, Blok B6 nomor 5 komplek MA.

Andra yang menempuh pendidikan Kedokteran di Universitas Hasanudin Makassar tersebut harus kembali ke Dobo, Kepulauan Aru, Maluku untuk bertugas sebagai dokter.

Sementara itu sang kakak yakni Theresia Aninditha (27) mengatakan saat menghabiskan masa cutinya di rumah, Andra banyak bercerita mengenai lingkungan tempat kerjanya.

Menurutnya adiknya itu sangat antusias berada di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku.

"Ia banyak bercerita di sana, tentang anak-anak di sana, penduduk di sana, dan pemandangan di sana, dia menunjukkan foto-fotonya, foto anak kecil dan foto pasien," katanya.

Namun ia juga sempat mengeluhkan mengenai sulitnya akses di tempat kerja. Butuh 12 jam perjalanan kapal feri dari Tual menuju Dobo.

"Akses kemana-mana susah," katanya.

Adiknya itu sempat mengungkapakan rencana untuk melanjutkan S2 di Jakarta. Usai menjalani program internsif, Andra berencana mengambil kuliah Anastesi.

"Sayangnya tidak kesampaian," katanya.

Menurut penuturan keluarganya, Andra menjalani program internsif pemerintah di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku, sejak Mei 3015 lalu.

Pada 20 Oktober Andra mengambil cuti selama 10 hari untuk pulang ke Pamulang, Tangerang Selatan. Andra terserang demam menjelang kembali ke Dobo pada 5 November lalu. Pihak keluarga mendapat kabar Andra terbaring sakit pada Minggu (8/11/2015).

Sang ayah Agustinus Mudji langsung terbang ke Dobo dari tempat kerjanya di Kendari, Sulawesi Tenggara, begitu mendengar kabar kondisi kesehatan anaknya yang terus memburuk.

Akses yang sulit membuat Agustinus tidak sempat menemani ankanya menjelang ajal. Agustinus Tiba di Dobo, Kamis (12/11/2015) atau satu hari setelah kematian Andra.

Pantauan Tribunnews, hingga Jumat malam, puluhan pelayat masih mendatangi rumah duka. Mereka masuk lalu memberikan salam perpisahan terakhir kepada jenazah yang ditempatkan di ruang tamu rumah.

Selain dari Ikatan Dokter Indonesia, teman kuliah andra di Makassar juga berdatangan. Puluhan karangan bunga berjejer sepanjang jalan masuk perumahan di Pamulang Indah.

Selain dari IDI dan sejumlah rumah sakit, terdapat karangan bunga dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Terdapat pula spanduk putih yang berisikan tanda tangan dan testimoni sejumlah dokter IDI. Satu di antaranya dari dokter Hadiwijaya yang menuliskan "selamat Jalan Andra, anda adalah dokter bukan mahasiswa".

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved