Sabtu, 4 Oktober 2025

Penculikan

Kapolri: Dugaan Suparto Hilang Mungkin Diambil Intelijen

Dugaan kami, mungkin dia diambil intelijen atau kepolisian setempat.

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/Valdy Arief
Kapolri Badrodin Haiti saat memberikan keterangan kepada media usai rapat koordinasi Pos Komando Bencana Kekeringan Nasional 2015 di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (10/8/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jenderal Badrodin Haiti menduga pria warga negara Indonesia yang menghilang di Arab Saudi sejak 18 September 2015, diculik intelijen negara tersebut.

"Dugaan kami, mungkin dia diambil intelijen atau kepolisian setempat. Itu karena dia telah melakukan tindak pidana sebelumnya," ujar Kepala Polri Badrodin saat dihubungi, Kamis (8/10/2015) malam.

Salah satu dasar dugaan itu, lanjut Badrodin, yakni tidak ada pihak yang meminta tebusan apapun kepada keluarga atau pemerintah RI. Namun, Badrodin enggan menyebut dasar dugaan lainnya.

Meski demikian, dia memastikan, informasi itu baru sebatas dugaan. Saat ini, tim dari KBRI di Arab Saudi tengah berkoordinasi dengan otoritas setempat demi mencari titik terang keberadaan WNI tersebut.

"Perwakilan pemerintah kita dari tim KBRI lagi mengkroscek ke otoritas di sana. Apakah benar begitu atau tidak," ujar Badrodin.

Jika yang bersangkutan terbukti melakukan dugaan tindak pidana, Badrodin mengatakan bahwa pemerintah RI tidak dapat berbuat apa-apa. Yang bersangkutan mau tidak mau harus menjalani proses hukum di sana.

Informasi yang didapatkan Badrodin, pria bernama Suparto Bin Rais Cuniran itu adalah tenaga kerja Indonesia di Arab.

Pria berprofesi sebagai sopir itu hilang sejak 18 September 2015. Dugaan penculikan menguat setelah dilihat dari kronologis hilangnya Suparto.

Saat itu, dia pergi ke rumah temannya untuk menunaikan ibadah Salat. Lalu, tiga orang menghampirinya dan membawa dia ke dalam mobil. Hingga saat ini keberadaannya tidak diketahui.Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menduga pria warga negara Indonesia yang menghilang di Arab Saudi sejak 18 September 2015, diculik intelijen negara tersebut.

"Dugaan kami, mungkin dia diambil intelijen atau kepolisian setempat. Itu karena dia telah melakukan tindak pidana sebelumnya," ujar Badrodin saat dihubungi, Kamis (8/10/2015) malam.

Salah satu dasar dugaan itu, lanjut Badrodin, yakni tidak ada pihak yang meminta tebusan apapun kepada keluarga atau pemerintah RI. Namun, Badrodin enggan menyebut dasar dugaan lainnya.

Meski demikian, dia memastikan, informasi itu baru sebatas dugaan. Saat ini, tim dari KBRI di Arab Saudi tengah berkoordinasi dengan otoritas setempat demi mencari titik terang keberadaan WNI tersebut.

"Perwakilan pemerintah kita dari tim KBRI lagi mengkroscek ke otoritas di sana. Apakah benar begitu atau tidak," ujar Badrodin.

Jika yang bersangkutan terbukti melakukan dugaan tindak pidana, Badrodin mengatakan bahwa pemerintah RI tidak dapat berbuat apa-apa. Yang bersangkutan mau tidak mau harus menjalani proses hukum di sana.

Informasi yang didapatkan Badrodin, pria bernama Suparto Bin Rais Cuniran itu adalah tenaga kerja Indonesia di Arab. Pria berprofesi sebagai sopir itu hilang sejak 18 September 2015. Dugaan penculikan menguat setelah dilihat dari kronologis hilangnya Suparto.

Saat itu, dia pergi ke rumah temannya untuk menunaikan ibadah Salat. Lalu, tiga orang menghampirinya dan membawa dia ke dalam mobil. Hingga saat ini keberadaannya tidak diketahui.(Fabian Januarius Kuwado)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved