Dubes Burhan Saat Kritis: Saya Harus Survive Mas, Anakku Dua
Masih terngiang di benak Iqbal saat Burhan Muhammad melawan rasa sakitnya, dalam kondisi yang sangat parah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih terngiang di benak Iqbal saat Burhan Muhammad melawan rasa sakitnya, dalam kondisi yang sangat parah. Luka bakar di sekujur tibuhnya, ternyata tak meluputkan perhatian Duta Besar Indonesia untuk Pakistan itu terhadap keluarganya.
"Masih terkenang percakapan dan kejadian sepanjang perjalanan Khairan-Islamabad - Chennai- Singapura," ucap Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal kepada wartawan Selasa (19/5/2015) menceritakan kisahnya ketika mengevakuasi Burhan.
Bagi Iqbal, Burhan adalah sosok diplomat andal dan dekat dengan siapapun. Burhan juga dikenalnya sebagai orang yang tegar dalam menghadapi situasi, walaupun dirinya sedang diterpa ujian yang besar. Bahkan, dalam kondisi yang sangat kritis ketika itu, kenang Iqbal, Burhan masih lebih mementingkan nasib Istri, dan anak-anaknya.
"Despite kondisi beliau yang kritis saat di Pakistan, beliau bilang 'tolong jenazah istriku diopeni ya mas". Lalu saya bilang 'Bapak tenang dan istirahat supaya lekas pulih. Saya diutus Menlu untuk memberikan perawatan terbaik buat Pak Dubes dan penanganan terbaik buat jenazah Ibu'," kenang Iqbal, "Lalu beliau jawab lagi 'Saya harus survive Mas. Anakku loro (dua)'."
"Jadi sepanjang perjalanan saya melihat bagaimana kejernihan berpikir beliau tetap hidup dan bagaimana beliau melawan rasa sakitnya dengan tegar. Rasa sakitnya kalah oleh semangat hidupnya," ujarnya.
Iqbal pun sadar, meski pihaknya sudah berusaha sebaik mungkin, tetapi takdir Tuhan tak bisa dihindari. Setelah beberapa kali menjalani perawatan medis di General Hospital Singapura, pada pukul 00.50 waktu setempat, Selasa (19/5/2015), Burhan tutup usia.
"Setelah melakukan yang terbaik yang kami bisa, akhirnya Allah memanggil jua teman, senior kami Duta Besar Burhan Muhamad. Beliau meninggal dalam melaksanakan tugas, karenanya akan disemayamkan di Gedung Pancasila Kemenlu RI, untuk memberikan kesempatan memberikan penghormatan terakhir bagi almarhum," ujarnya.
Dubes Burhan beberapa pekan lalu menjadi korban dari kecelakaan helikopter di wilayah Gilgit, Pakistan. Moda udara itu terjatuh akibat masalah teknis pada mesin.
Akibat kejadian tersebut, istri Dubes Burhan, Hery Listiawati meninggal dunia di tempat. Sementara Burhan mengalami luka bakal serius dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit di Pakistan. Dirasa kurang menujang peralatan medis, Burhan kemudian dibawa ke Singapura. Menurut pengakuan pihak Kemenlu Indonesia, kondisi Burhan sejak peristiwa itu cenderung naik turun.
Sepanjang perjalanan dari Pakistan ke India, Burhan dilaporkan siuman. Kondisi masih stabil hingga tiba di RS Singapura, survival rate bahkan naik menjadi 50 persen.
"Sehari setelah tiba di Singapura beliau siuman dan survival rate naik dari 30 persen menjadi 50 persen. Tapi sesekali juga turun," kata Iqbal beberapa hari lalu.