Jumat, 3 Oktober 2025

Prahara Partai Golkar

Akbar Tandjung: Tommy Soeharto Ajukan Saran Munas Islah

Nama Tommy mencuat sebagai calon Ketua Umum Golkar ditengah konflik kepengurusan partai berlambang pohon beringin itu.

Editor: Johnson Simanjuntak
Kompas.com
Pembina asosiasi Great Stone Nusantara (GSN) Hutomo Mandala Putra saat tiba di lokasi pameran batu akik, di Balai Panjang Museum Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (18/4/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung telah bertemu dengan Hutomo Mandala Putra, yang akrab dipanggil Tommy Soeharto.

Nama Tommy mencuat sebagai calon Ketua Umum Golkar ditengah konflik kepengurusan partai berlambang pohon beringin itu.

"Soal ketum Golkar kan nanti pada waktunya toh pada waktu Munas Golkar yang akan datang. Schedule ya munas kan 2014 dan selanjutnya adalah 2019," kata Akbar Tandjung usai Konferensi Parlemen Asia Afrika di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/4/2015).

Akbar bersama Ketua Umum Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie pernah diundang Siti Hediadi Haryadi atau Titiek Soeharto untuk makan siang. Dalam pertemuan itu, Tommy Soeharto ikut serta.

Namun, Akbar mengaku dalam pertemuan itu tidak dibicarakan wacana Ketua Umum Golkar. "Tidak, tidak. Tapi dia ajukan saran diadakan munas bersama. Munas islah," ujarnya.

Mantan Ketua DPR itu mengatakan pada Munas 2009, Tommy Soeharto pernah maju sebagai calon Ketua Umum. Tetapi tidak dilanjutkan.

"Tapi jika kita lihat peristiwa itu ya bisa saja Mas Tommy ingin maju bilamana dan kesempatan lagi," ujarnya.

Ia melihat Tommy sedang prihatin dengan kondisi Golkar saat ini. Putra bungsu Soeharto itu ingin masalah Golkar diselesaikan secepatnya.

"Kalau tidak nanti Golkar sudah berikan kontribusi perpolitikan pembangunan demokrasi. Sayang jika tak bisa lanjutkan kiprah perpolitikan," ujarnya.

Mengenai peluang trah Soeharto lebih besar menjadi Ketua Umum Golkar, Akbar mengingatkan adanya reformasi membuat perubahan di tubuh partai.

"Soal trah sudah tak relevan dimasukkan dalam konteks Golkar. Ada cut off di Orde Baru ke reformasi. Pada era reformasi ini paradigma perjuangannya adalah paradigma baru. Terbuka siapapun tidak ada hubungan dengan Pak Harto," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved