Minggu, 5 Oktober 2025

Hukuman Mati

Eksekusi Mati Ditunda, Indonesia Rentan Dipermainkan Negara Lain

Menurut Tirta, kalau hukuman mati berhenti di tengah jalan maka pemerintah melakukan blunder

AFP/SONNY TUMBELAKA
Kendaraan lapis baja milik TNI disiagakan untuk mengamankan daerah sekitar Lapas Kerobokan Denpasar, Bali, saat pemindahan dua terpidana mati penyelundup narkoba asal Australia ke Nusakambangan, Rabu (4/3/2015). Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, dua orang kelompok yang disebut Bali Nine ini rencananya akan dieksekusi mati di penjara dengan pengamanan super ketat itu. AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Jurusan Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara, Tirta Mursitama meminta presiden Joko Widodo untuk konsisten terhadap pelaksanaan hukuman mati. Menurut Tirta, kalau hukuman mati berhenti di tengah jalan maka pemerintah melakukan blunder.

"Kalau kita mundur (pelaksanaan eksekusi mati) ini kan ada dampaknya. Saya yakin ke depan (Indonesia) akan dipermainkan negara lain," kata Tirta dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (7/3/2015).

Tirta menuturkan, pemerintah Indonesia harus tetap mengeksekusi duo Bali Nine sesuai dengan putusan pengadilan. Meski Australia melakukan berbagai upaya agar Andrew Chan, dan Myuran Sukumaran bebas dari bidikan regu tembak.

"Pemerintah Australia melakukan segala cara sampai kartu terakhir yakni barter (tahanan). Kalau Australia melakukan itu demi perlindungan warga negaranya itu wajar," tuturnya.

Australia kata Tirta harus melihat kedaulatan hukum Indonesia yang juga harus dihormati. Menurutnya, eksekusi mati warga negara Australia merupakan ujian bagi presiden Jokowi.

"Ini test case pemerintah Jokowi. Sekarang yang penting adalah menampakkan wajah politik Indonesia yang santun," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved