Kamis, 2 Oktober 2025

JK Khawatir Sistem Pendidikan yang Salah Ciptakan Kriminalitas

Akhir-akhir ini, sejumlah remaja terungkap melakukan kejahatan layaknya orang dewasa

Editor: Sanusi
TRIBUN/DANY PERMANA
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan sambutan saat meninjau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jakarta, Selasa (24/2/2015). (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir-akhir ini, sejumlah remaja terungkap melakukan kejahatan layaknya orang dewasa. Melihat fenomena tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK, mengaku khawatir, bila ternyata maraknya kejahatan yang dilakukan remaja, adalah karena permasalahan sistem pendidikan.

JK juga menyinggung soal puluhan remaja yang diamankan di kota Makassar pada Minggu (21/2) lalu, dan sebagian diantaranya adalah perempuan. Polisi pun mengamankan senjata tajam dan minuman keras dari remaja-remaja tersebut.

"Di sini ada puluhan anak ditahan, nah itu ternyata usinya baru 14-16 tahun, ada orang yang mampu, ada orang tidak mampu. Jadi ini variasi. Berarti ada sesuatu yang terjadi di pendidikan," katanya kepada wartawan di kediamannya di Jalan Haji Bau, kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (27/2/2015).

Untuk kasus tersebut, JK sudah menanyakan perkembangan kasus itu langsung kepada Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Anton Setiadji. Ia juga sudah meminta Kapolda, agar mengundang Psikolog untuk menggali permasalahan yang dialami anak-anak tersebut.

"Apa penyebabnya kita akan minta peneliti, saya bilang kasih satu bulan untuk mewawancarai," ujarnya.

Selain di Makassar, di kota-kota lain juga banyak kejahatan yang dilakukan oleh remaja, salah satunya adalah yang dialami seorang siswi SMA di Bantul bernama La, pada 12 Februari lalu. Gara-gara tato bergambar Hello Kitty, La digunduli, disundut rokok bahkan alat kelaminnya dirusak menggunakan botol bir. Pelakunya adalah teman sekolahnya sendiri.

JK mengatakan ia juga sudah menghubungi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan, membicarakan soal fenomena tersebut.

"Ini fenomena apa? Berarti terjadi suatu ada masalah di sistem pendidikan kita ini. Jadi kita harus teliti kemudian atasi ada apa?" Terangnya.

Menurut JK, bisa jadi sistem pendidikan yang diterapkan sudah tidak lagi membuat para siswa-siswi tidak intensif belajar. Hal itulah yang harus cepat dicaritahu, dan dicarikan solusinya.

"Dulukan waktu ujian nasional ketat, itukan tidak ada yang begini, mungkin ada hubungannya ujian. Sekarang begitu dilemahkan (sistem belajar), jadi begini," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved