Indonesia Perjuangkan 8 Resolusi dalam Forum Parlemen Asia Pasifik
Sidang tahunan ke-24 APPF dihadiri lima belas negara, antara lain Indonesia, Ekuador, Tiongkok, Jepang, Rusia, Korea Selatan, Australia, dan Kanada.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perwakilan parlemen Indonesia ikut serta dalam Executive Committee Meeting Sidang Tahunan ke-23 Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF) di National Assembly President Office di Quito, Ekuador, Minggu (11/1/2015) kemarin.
Sidang tahunan ke-24 APPF dihadiri lima belas negara, antara lain Indonesia, Ekuador, Tiongkok, Jepang, Rusia, Korea Selatan, Australia, dan Kanada.
Delegasi Indonesia dipimpin Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, anggota delegasi Nurhayati Assegaf (F-Demokrat), Teguh Juwarno (F-PAN), Wiryanti Sukamdani (F-PDIP), Indro Hananto (F-PG), Rachel Maryam (F-Gerindra), Abdul Kadir Karding (F-PKB) dan Arief Suditomo (F-Hanura).
Fadli Zon menjelaskan dalam sidang tahunan ke-23 APPF, Indonesia mengusulkan dan memperjuangkan delapan resolusi di antaranya, perdamaian Timur Tengah, perdamaian di kawasan asia pasifik, konektivitas antar wilayah untuk mengintegrasikan ekonomi asia pasifik, resolusi anti korupsi, perang terhadap cybercrime, human trafficking & drugs trafficking, perlindungan pekerja migran, dan perlindungan kekayaan budaya.
"Melalui delapan resolusi yang diajukan, Indonesia ingin menjadi solusi, bukan menjadi bagian dari masalah dunia, terutama di kawasan Asia Pasifik," kata Fadli Zon dalam keterangan yang diterima, Senin (12/1/2015).
Lebih lanjut dikatakan Fadli Zon, Indonesia yakin dengan delapan resolusi yang diusulkan dan mendapatkan dukungan dari berbagai negara, perdamaian dan keamanan serta kekayaan budaya di kawasan Asia Pasifik dapat terus terjaga dengan baik.
Selain Delapan Resolusi, Indonesia juga mengusulkan pertemuan anggota parlemen perempuan.
"Indonesia melalui Ibu Nurhayati akan mengundang anggota parlemen perempuan yang hadir dalam sidang APPF untuk makan siang bersama membahas berbagai permasalahan menyangkut perempuan dan politik," kata Fadli.