Kamis, 2 Oktober 2025

Direktur Soegeng Sarjadi Syndicate: Pilpres 2014 Usai Masyarakat Masih Terbelah

Runcingnya kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2014 mengakibatkan masyarakat terbelah. Fenomena terbelahnya masyarakat itu masih terjadi.

Editor: Y Gustaman
Warta Kota/henry lopulalan
LOGISTIK PILPRES 2014 - Petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) menyegel kotak suara yang berisi perlengkapan logistik pemilu di Kelurahan Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2014). Logistik akan segera di distribusikan ke TPS untuk Pilpres 2014. Warta Kota/henry lopulalan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Runcingnya kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2014 mengakibatkan masyarakat terbelah. Fenomena terbelahnya masyarakat itu masih terjadi meski Pilpres telah usai.

"Kontestasi itu masih berlanjut sampai sekarang. Pilpres sudah selesai, tapi pembelahan itu masih ada," ujar Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Totok Sugiarto di Wisma Kodel, Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2014).

Totok menyampaikan, yang membuat runcing kontestasi Pilpres tahun 2014 lalu lantaran banyak kampanye di sosial media yang menyuguhi hal personal yang digelontorkan. Alasan itulah yang membuat sampai saat ini masyarakat masih terbelah.

"Di medsos itu kampanye terjadi sampai hal yang sangat pribadi. Misalnya Pak SBY dengan istri, Jokowi dengan istri, Pak Prabowo sama kudanya. Ya karena terlalu personal itu. Enggak selesai akhirnya," kata Totok.

Totok mengatakan, penjelasan lain mengapa masyarakat masih terbelah itu dikarenakan kampanye yang menyuguhi hal-hal personal menghasilkan rasa dendam dan memicu pertikaian.

"Ini cenderung berpotensi untuk kekerasan dan. Sesuatu yang personal itu menghasilkan dendam," tutur Totok.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved