RUU Pilkada
Ramadhan: PDIP Buat Luka di Atas Luka
Hubungan antar elite di lapangan semua bagus, tapi hubungan politik Ketua Umum Demokrat dengan Ketum PDIP memang tidak senormal saya dan Aria Bima
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ramadhan Pohan tak menampik hubungan yang tidak mengenakkan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Namun, tidak ada kaitannya antara hubungan kedua elite itu dengan sikap Partai Demokrat yang walk out pada sidang paripurna RUU Pilkada, Kamis (25/9/2014).
"Hubungan antar elite di lapangan semua bagus, tapi hubungan politik Ketua Umum Partai Demokrat dengan Ketum PDIP memang tidak senormal saya dan mas Aria Bima. Tidak seperti itu. Tapi ini tidak ada kaitannya dengan apa yang terjadi 25 September (saat paripurna pengesaan RUU PIlkada) lalu," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan.
Renggangnya hubungan antara dua elite itu, ucap dia, dikarenakan banyak hal. Salah satu yang disebut Ramadhan adalah ketika Partai Demokrat ingin mendengarkan visi dan misi Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi-Jusuf Kalla.
"Elite PDIP bilang ngapain SBY manggil Jokowi, buka aja di web. Itu membuat luka di atas luka. Tak hanya itu SBY dalam Youtube bilang ingin berbaikan dengan bu Mega, tapi elite PDIP bilang nanti saja lebaran saat maaf-maafan," ungkap Ramadhan.
"Pernyataan-pernyataan itu, sakitnya di sini," katanya sambil menunjuk ke arah dada.
Menurut dia, SBY sudah terlalu banyak dituduhkan atas apa yang bukan menjadi kesalahannya. Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat itu pun berharap agar Megawati bisa menegur kader-kadernya yang kerap memanaskan hubungan antara dia dengan SBY.
Seperti diketahui, RUU Pilkada dengan model pemilihan melalui DPRD disahkan dalam forum paripurna, Jumat dini hari tadi melalui voting yang dimenenangkan oleh kubu parpol dari Koalisi Merah Putih. Sebelum voting dilaukan, Demokrat walkout dengan dalih opsi ketiganya yakni pilkada langsung dengan 10 syarat tak diakomodir secara penuh dalam draft RUU itu.
Banyak pihak menduga sikap Demokrat yang walkout dan akhirnya mengurangi dukungan kubu pendukung pilkada langsung itu adalah upaya balas dendam SBY kepada Megawati. Hal ini mencuat setelah politisi Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika yang bertahan di dalam ruangan menyuarakan alasan fraksinya memutuskan tak ikut voting.
"Supaya PDIP tahu bagaimana rasanya ditinggal walk out," ungkap Pasek menyoroti kebiasaan PDIP yang sering walk out dan berseberangan dengan Partai Demokrat dalam pembahasan RUU.