Prahara Partai Golkar
Pendiri Golkar Suhardiman Sebut Ical Punya 13 Kesalahan
Pendiri Partai Golkar, Suhardiman menyebut Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical, punya 13 kesalahan fatal.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Partai Golkar, Suhardiman menyebut Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical, punya 13 kesalahan fatal. Kata dia sudah saatnya Ical untuk mengaku salah, dan meletakkan jabatannya sebagai Ketua Umum DPP.
Pernyataan Suhardiman itu dibacakan oleh Ketua Presidium Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Lawrence T.P.Siburian, di kantor Dewan Pimpinan Pusat, Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (20/8/2014). Suhardiman yang juga hadir saat pembacaan itu tidak menyampaikan sendiri pernyataannya, karena keterbatasan fisik.
Dalam pernyataannya Suhardiman yang juga merupakan pendiri SOKSI menganggap Partai Golkar akhir-akhir ini dilanda krisis multidimensi, dan hal itu memuncak pascapemilihan presiden (pilpres) 2014. Kata dia penting bagi kader Partai Golkar untuk merapatkan barisan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
"Secara internal SOKSI mencatat ada tiga belas kegagalan Partai Golkar di bawah kepemimpinan saudara Aburizal Bakrie," katanya.
Suhardiman dalam pernyataannya menyebutkan kegagalan tersebut antara lain adalah kegagalan memenuhi target perolehan suara pada pemilu legislatif (pileg) 2014. DPP Partai Golkar sebelumnya menargetkan partai dapat meraup 30 persen perolehan suara nasional, namun yang didapatkan hanya 14,5 persen. Selain itu jatah kursi di parlemen pun menurun, dari 106 kursi menjadi 91 kursi.
Partai Golkar di bawah kepemimpinan Ical gagal untuk mencalonkan kadernya sebagai Presiden maupun sebagai Wakil Presiden. Sebelumnya Ical telah mendeklarasikan diri sebagai Calon Presiden (Capres), namun belakangan Ical lebih memilih agar partai mendukung pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.
Jusuf Kalla (JK) yang maju sebagai calon Wakil Presiden (Cawapres) menemani Joko Widodo (Jokowi) adalah mantan Ketua Umum DPP. Namun pasangan tersebut tidak didukung Partai Golkar, dan Ical justru memecat kader yang mendukung pasangan tersebut.
Suhardiman juga kesediaan Partai Golkar berkoalisi secara permanen dengan Koalisi Merah Putih juga merupakan kesalahan. Hal itu kata dia tidak dipertimbangkan dengan matang, dan tidak melalui prosedur yang sesuai.
Apalagi Ical sudah mensinyalkan Partai Golkar bersedia untuk mengambil sikap oposisi. Padahal kata dia ada 200 kader Partai Golkar yang menjadi kepala daerah, dan tidak mungkin untuk mengambil sikap oposisi melawan pemerintahan pusat.
Soal sikap Ical bersikukuh agar Partai Golkar menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada 2015 mendatang kata dia juga merupakan kesalahan. Pasalnya di Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), diatur soal Munas yang digelar setiap lima tahun. Namun Ical justru bersikukuh agar Munas bisa digelar tahun 2015, sesuai rekomendasi Munas 2009 yang digelar di Riau.
"Nyata-nyata kedudukan rekomendasi ada di bawah konstitusi Partai Golkar (AD / ART), dan bisa dikesampingkan. Rekomendasi bisa dilaksanakan bisa juga diabaikan," tuturnya.
"Dengan kegagalan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie, maka sudah sepantasnya saudara Aburizal lempar handuk, alias menyerah. Sikap seperti itu adalah sikap seorang kesatria yang memiliki tanggung jawab, jiwa besar, sportif dan memikirkan kemajuan partai ke depan," katanya.