Bocah Disodomi
Kemendikbud Dikritik Gunakan Kata 'Internasional' Pada Sekolah
Pengamat: bisa saja sekolah yang mengunakan embel-embel internasional hanya di luar saja supaya terlihat aman bagi anak-anak.
Penulis:
Danang Setiaji Prabowo
Editor:
Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pelecehan seksual pada anak di Jakarta International School (JIS) terus mendulang kecaman. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun menjadi sasaran kritik terkait pemberian kata 'internasional' pada sebuah sekolah.
Menurut tokoh pendidikan Salim Syihab, bisa saja sekolah yang mengunakan embel-embel internasional hanya di luar saja supaya terlihat aman bagi anak-anak.
"Keamanan yang paling penting di sekolah justru adalah keamanan dari perilaku atau kejiawaan guru, staff, pegawai kebersihan atau pegawai lainnya. Seharusnya setiap seleksi pegawai perlu dilakukan tes kejiwaan. Karena kalau tidak, mungkin saja hal seperti ini akan kembali terjadi," ujar Salim, Kamis (17/4/2014).
Salim mengkritik kebijakan Kemendikbud karena terlalu mudah memberikan kata 'internasional' kepada sekolah. Menurutnya Kemendikbud tidak mempunyai aturan khusus mengenai sekolah seperti apa yang berhak menggunakan kata 'internasional'.
"Ini sebenarnya hanya strategi marketing untuk menaikkan harga, komersialisasi sekolah saja. Untuk itu Kemendikbud harus lebih tegas terhadap sekolah seperti ini, karena biasanya mereka sulit dijamah. Sehingga kita tidak tahu apa yang terjadi didalam, tahu-tahu ada kejadian seperti sekarang," tandasnya.