Canda Gita Wirjawan: Saya Mau Istirahat Dulu Mau Mendekatkan Diri ke Tribun
Wajah ceria dibungkus senyum lepas tergambar pada suami Yasmin Stamboel
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah santai Gita Irawan Wirjawan terlihat usai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan penggantinya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/2/2014).
Wajah ceria dibungkus senyum lepas tergambar pada suami Yasmin Stamboel, cucu pahlawan Otto Iskandar Dinata. Paduan warna-warni yang didominasi warna cerah di kemeja batik seakan mewakili rasa hatinya.
Tawanya membalas ucapan selamat para awak media yang biasanya meliput di Istana Kepresidenan pun terdengar.
"Mohon doa restunya teman-teman media ya," ucap Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat ini membalas ucapan selamat dengan menjabat tangan para awak media satu persatu.
Komunikasi ringan terbungkus canda pun terurai antara mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan sejumlah wartawan.
"Mau istirahat dululah. Juga mau mendekatkan diri dengan Tribun," demikian ungkap Gita terbungkus canda menjelaskan rencannya ke depan usai 'pensiun' dari jabatan pemerintahan.
Namun, lebih lanjut Gita mengakui tetap ada rasa sedih dalam dirinya tatkala berpisah dengan lembaga yang selama dua tahun tiga bulan dipimpinnya, yakni Kementerian Perdagangan. Apalagi, 'cinta' antara dirinya sebagai pimpinan dan para bawahan yang sudah dianggapnya sebagai keluarga.
"Pastilah ada kesedihan meninggalkan Kementerian Perdagangan. Sedih, karena saya meninggalkan 3.000 anggota keluarga. Tapi saya yakin, tetap dekat dengan mereka secara batin" ucap Gita.
Pria kelahiran Jakarta, 21 September 1965 ini mengaku adalah berat baginya untuk memutuskan mundur dari jabatan Menteri Perdagangan untuk bisa fokus terjun ke dunia politik dengan mengikuti konvensi Capres.
Keputusan mundur ini pun disampaikan dan dirembukkan Gita, selaku kepala keluarga dengan isteri tercinta, anak-anak yang sangat disayangi dan orangtuanya. Awalnya, sangat berat bagi keluarga.
"Berat, berat, berat. Tapi Alhamdullilah didukung oleh keluarga. Isteri mendukung, orang tua mendukung, dan anak-anak mendukung walaupun sebenarnya mereka ingin melihat saya lebih banyak lagi. Mereka mengertilah. Ini, dua bulan kedepan akan lebih padat dan intens lagi. Tapi iklaslah apapun keputusannya," ucap Gita sedikit terbata-bata mengutarakannya.
Niatnya yang kuat, mendorong Gita untuk sungguh-sungguh berjuang di konvensi. Sisa waktu yang ada pun akan dimanfaatkannya dengan seoptimal mungkin demi sebuah cita-cita.
"Ini saya mau ke airport sekarang untuk ikut debat konvensi di Surabaya, besok," ujar pria yang sangat lincah memainkan tuts-tuts piano itu.
Sesampai di Surabaya, rencana Gita, dirinya akan langsung turun ke daerah-daerah menyapa masyarakat.
"Saya ketemu petani, nelayan, pelaku UKM. Terus melaksanakan wawancara dengan media lokal di Surabaya," jelasnya kemudian.
Gita tegaskan, apa yang dilakukannya selama ini, termasuk di Surabaya besok, adalah satu upayanya mendekatkan Partai Demokrat di hati masyarakat Indonesia. Upaya ini pun, menurutnya, tak lain sebagai usaha kerasnya agar elektabilitas dan perolehan suara Partai Demokrat meningkat signifikan dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 mendatang.