Sabtu, 4 Oktober 2025

Kasus Hambalang

Anas Anggap Surat yang Disita KPK Tak Penting

Anas menganggap sepucuk surat yang ditujukan kepadanya dari pengirim yang mengklaim sebagai pegawai KPK, sebagai hal yang tak penting.

Penulis: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Tim penyidik KPK menggeledah empat kavling rumah mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, di Duren Sawit, Jaktim, Selasa (12/11/2013). Dua kavling rumah Anas beralih fungsi menjadi kantor Sekretariat Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). Dari sebuah lemari kamar yang pernah ditempati Anas dan Atthiyah di lantai dua, penyidik KPK menemukan uang Rp 1 miliar. Meski rumah itu milik Anas, namun sasaran penggeledahan KPK kali ini adalah kediaman istri Anas, yakni Attiyah Laila. Penggeledahan dilakukan untuk mencari barang bukti terkait pidana yang dilakukan tersangka kasus proyek Hambalang, Machfud Suroso. (Tribunnews.com/Abdul Qodir) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Anas Urbaningrum, menganggap sepucuk surat yang ditujukan kepadanya dari pengirim yang mengklaim sebagai pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai hal yang tak penting.

"Sudah saya baca, saya anggap bukan sesuatu yang penting sesungguhnya, tapi menurut KPK penting, untuk itu disita," kata Anas saat ditemui dikediamannya, kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (22/11/2013).

Penyitaan surat tersebut oleh KPK, menjadi alasan pihak PPI menggelar jumpa pers untuk menjelaskan kepada publik.

"Kalau tidak disita ya dianggap tidak penting. Karena dianggap penting kemudian oleh teman-teman (PPI), disampaikan agar publik tahu itu penting. Hanya itu saja. Sebenarnya hal yang ringan," jelasnya.

Saat ditanya kapan mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut mendapatkan surat bertuliskan tangan itu, Anas mengaku lupa.

"Karena menurut saya awalnya tidak penting. Orang surat biasa kok, surat biasa saja. Surat begitu-begitu banyak saya menerima. Saya anggap bukan sesuatu yg penting, biasa saja," kata Anas.

Seperti diberitakan sebelumnya, KPK menyita beberapa barang dari kediaman rumah Anas Urbaningrum  di Jalan Teluk Langsa Blok C4 No 7 Kav AL, Duren Sawit. Dalam penyitaan tersebut, KPK dikabarkan  juga menemukan dan menyita surat dari pegawai KPK untuk Anas.

Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Makmun Murod, mengatakan surat dari pegawai KPK tersebut ditujukan untuk Anas. Hanya saja, imbuhnya, Anas tidak pernah menyinggung perihal tersebut lantaran sifat surat yang rahasia.

"Ditemukan surat dari pegawai KPK. Surat itu tidak pernah disampaikan Anas karena sifatnya rahasia. Tapi surat itu dibawa KPK," katanya dalam konferensi pers usai penggeledahan KPK di Duren Sawit, Selasa (12/11/2013) malam.

Isi surat tersebut, menurut penuturan Makmun, menyebut Anas adalah korban politik dari para petinggi internal. "Dan dibalik ini adalah SBY," kata Makmun membacakan foto kopi dari surat tersebut.

Selain itu, isi surat juga menatakan SBY telah menerima dana pilpres pada 2009 dengan berita acara pemeriksaan (BAP) yang telah ditandatangani oleh Nazarudin. Namun, lanjutnya, hal tersebut tidak pernah diteruskan oleh KPK.

Dalam surat tersebut juga tidak dicantumkan nama si pengirim surat, melainkan hanya nomor telepon seluler.

"Saya tidak menyebut nama saya, saya adalah pegawai di KPK. Saya adalah pengagum pak Anas. Surat ini saya buat sebagai bentuk dukungan kepada Anas. Mungkin bisa jdi amunisi perlawanan politik bapak," kata Makmun melanjutkan membaca isi surat.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved