Jumat, 3 Oktober 2025

Diberitakan Buat Gaduh di Pesawat Garuda, Menpora Roy Suryo Kecewa

Roy pun melayangkan somasi pada 4 November 2013 lalu atas pemberitaan tersebut

TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora), Roy Suryo memberikan pembekalan umum Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2013 di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Jumat (25/10/2013). KKN Kebangsaan 2013 tersebut diikuti sekitar 218 mahasiswa dari 32 perguruan tinggi se-Indonesia yang akan berlangsung selama satu bulan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahrga (Menpora) KRMT Roy Suryo kecewa atas pemberitaan sebuah media massa online terkait ulahnya membuat gaduh di pesawat Garuda tujuan Yogyakarta-Jakarta pada 20 Oktober 2013 lalu. Disebut-sebut Roy marah-marah karena enam tas yang dibawanya bersama rombongan tak bisa masuk kompartemen. Roy pun melayangkan somasi pada 4 November 2013 lalu atas pemberitaan tersebut.

"Saya pada 4 November lalu sudah melayangkan somasi terkait pemberitaan tanggal 1 November 2013 yang memberitakan saya marah-marah di pesawat Garuda Indonesia tujuan Yogyakarta-Jakarta pada 20 Oktober 2013. Dari balasan somasi yang saya terima, saya tertawa dan merasa kasihan dengan cara kerja awak redaksi mereka,"kata Roy dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com, Rabu(13/11/2013).

Dalam jawaban somasi yang dikirimkan media massa online tersebut kata Roy pada 7 November 2013 mencerminkan tidak dipenuhinya kaidah dasar penulisan jurnalistik yang harus ada unsur 5W+1H.

"Dalam jawaban somasi dinyatakan pemberitaan itu memiliki nilai berita. Tetapi dalam penjelasannya disebutkan sumber berasal dari berita mulut ke mulut. Saya coba lacak perbincangan sosial media sejak 20 Oktober hingga tanggal berita keluar itu tak ada yang bahas masalah ini. Baru ramai ada yang memberitakan. Ini membuktikan peristiwa saya marah-marah itu tidak ada," katanya.

Hal lain yang disorotnya adalah masalah hak jawab yang diberikan media massa online tersebut kepada dirinya dimana hanya sepenggal dari penjelasan panjang yang dimuat.

"Berita tentang saya marah itu di-running beberapa kali dengan judul berbeda-beda, hak jawab juga keluar hanya sepenggal. Klarifikasi dari ajudan saya tidak dimuat utuh, padahal itu bagian penting, karena ajudan saya lah yang melakukan interaksi dengan awak kabin Garuda yang dalam pemberitaan tersebut diinterpretasikan sebagai sebuah insiden, sedang saya tidak terlibat langsung dalam peristiwa itu. Ini bagaimana cara kerjanya redaksi yang harusnya menjunjung cover both side," kesalnya.

Roy juga merasakan adanya kejanggalan lain pada berita yang ditulis media online tersebut, seolah ada motif tersembunyi.

Namun menteri yang juga politisi Partai Demokrat itu enggan merinci lebih jauh.

"Saya punya bukti, ada pihak internal sendiri yang menilai bahwa pemberitaan tersebut tendensius", katanya.

Melihat hal yang terjadi kepada dirinya, Roy mengajak media-media di Indonesia untuk bisa membantu meningkatkan kualitas pemberitaan, sementara dirinya memilih untuk tidak memperpanjang masalah tersebut dan berkonsetrasi menjalankan tugas sebagai Menpora.

"Saya sekarang hanya bisa tertawa melihat kondisi yang parah disana. Tidak ada gunanya ini diteruskan, lebih baik saya konsentrasi menjalankan tugas Menpora. Cuma saya sayangkan, produksi jurnalistik itu harusnya berkontribusi positif bagi bangsa dan negara, bukan malah menganggu kerja orang yang tengah mengabdi kepada negara ini," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved