Boediono Minta Empat Pilar Tak Hanya Dihafal
Wakil Presiden Boediono meminta empat pilar kebangsaan tidak hanya untuk dihafal. Empat pilar kebangsaan itu meliputi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Boediono meminta empat pilar kebangsaan tidak hanya untuk dihafal. Empat pilar kebangsaan itu meliputi UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan Pancasila.
"Bukan hanya untuk dihafal atau dipahami saja. Tapi sebenarnya adalah untuk kita yakini," kata Boediono dalam acara HUT MPR dan Hari Konstitusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (29/8/2013).
Boediono menyambut baik kegiatan MPR untuk menyosialisasikan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara kepada seluruh warga terutama generasi muda.
"Di tangan merekalah, kelanjutan dari eksistensi bangsa berada," ujarnya.
Boediono pun mengenang Mantan Ketua MPR, (Alm) Taufiq Kiemas yang ia nilai konsisten menyosialisasikan empat pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Empat pilar konsensus bangsa, landasan konsistensi kita. Kita bisa melihat batapa mahalnya, betapa sulitnya untuk mencapai konsensus ini. Maka dari itu, sangat tepat apabila MPR dan kita semua bertekad dan merawat konsensus bersama," ungkapnya.
Boediono juga mengingat apa yang disampaikan Presiden pertama Indonesia, Soekarno agar tidak pernah melupakan sejarah bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
"Pengertian dan makna empat pilar berbangsa dan bernegara seyogyanya tidak hanya diserap otak. Tapi yang penting diserap hati. Jangan konsep empat pilar hanya konsep abstark tapi harus bagian dari perbuatan kehidupan Anda semua sehari-hari," tuturnya.