Konvensi Demokrat
Konvensi Demokrat Dinilai Sebagai Kampanye Terselubung
Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat mengundang sejumlah kritik.Penyaringan sejumlah tokoh sebagai Capres itu dinilai kampanye terselubung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat mengundang sejumlah kritik. Jika benar peserta akan melakukan kampanye mengatasnamakan kampanye Konvensi Capres kepada publik, tetap dipandang sebagai kampanye terselubung.
Demikian disampaikan Koordinator Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, kepada wartawan dalam acara diskusi, 'Aliran Suap Migas, Diraup Parpol, Mungkinkah Pemilu 2014 Terancam (Konvensi atau Koreksi)' di Media Center KPU, Jakarta, Jumat (23/8/2013).
Menurut Said, penyelenggara dan pengawas pemilu yakni KPU dan Bawaslu harus mengantisipasi hal tersebut. Pasalnya, penggunaan dana kampanye dan sosialisasi capres Konvensi masuk dalam keuangan partai politik. Maka, Bawaslu harus mengonfirmasi penggunaan dana tersebut.
"Konvensi itu bisa dikategorikan sebagai kampanye terselubung. Bawaslu harus konfirmasi soal penggunaan dana dalam konvensi Partai Demokrat. Karena selama ini belum ada keterbukaan dari Partai Demokrat soal dana kampanye bagi peserta capres lewat Konvensi," kata Said.
Said menilai, sesungguhnya apa yang ditempuh Partai Demokrat dalam penjaringan capres lewat Konvensi, tak lebih sebagai cara mudah meningkatkan dan mendongkrak popularitas partai, yang belakangan di sejumlah survei terpuruk karena rentetan kasus korupsi para kadernya.
"Bisa saya katakan jika konvensi itu sebagai alat dongkrak elektabilitas partai politik. Jadi ada benefit yang mau diambil oleh Partai Demokrat. Kalau citra partai baik maka elektabilitas partai juga akan naik," terangnya.