Konvensi Demokrat
Ini 10 Alasan Marwah Daud Ikut Konvensi Capres Demokrat
Marwah Daud Ibrahim dicalonkan oleh anggota Tim Konvensi Partai Demokrat. Pencalonan bukan atas inisiatif sendiri
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Republik yang juga mantan Wakil Ketua Dewan Pembina Golkar Marwah Daud Ibrahim (MDI) siap ikut dalam Konvensi Capres Demokrat.
Sekjen Partai Republik, Heru B Arifin, dalam rilisnya, Jumat (23/8/2013), menyebut 10 alasan Marwah Daud ikut konvensi. Berikut alasan tersebut:
1. Marwah Daud Ibrahim dicalonkan oleh anggota Tim Konvensi Partai Demokrat. Pencalonan bukan atas inisiatif sendiri. Ini dianggap sebagai kehormatan dan penghargaan atas dirinya sebagai ketua umum partai dan secara personal merupakan pengakuan atas integritas dan dedikasi kepada bangsa dan negara ini.
2. Marwah Daud Ibrahim sejak awal mendukung sistem meritokrasi. Melalui kampanye Republik Memanggil, MDI menegaskan pentingnya bangsa ini memilih dan memiliki calon pemimpin bangsa terbaik. Salah satu cara menuju rerjadinya sistem meritokrasi adalah melalui cara-cara konvensi.
Sebelum memimpin Partai Republik, Marwah Daud Ibrahim mendorong sistem meritokrasi melalui keikutsertaannya dalam konvensi di Partai Golkar. Selanjutnya, Marwah Daud Ibrahim terpilih sebagai capres melalui konvensi di Dewan Integritas Bangsa (DIB).
3. Marwah Daud Ibrahim diperjalankan untuk mengabdi pada bangsa dan negara, dengan memimpin negeri ini menuju peradaban yang lebih baik, sesuai visi Nusantara Jaya 2045. Visi Nusantara Jaya 2045 adalah ketika 100 tahun kemerdekaan Indonesia, bangsa ini akan memimpin peradaban tidak hanya di Asia tetapi juga di dunia.
4. Marwah Daud Ibrahim memiliki spirit politik yang positif bahwa Indonesia ini adalah negara besar. Luas negara ini sama dengan gabungan 27 negara-negara Eropa. Jumlah rakyatnya juga keempat terbesar di dunia, setelah China, India, Amerika, dan kemudian Indonesia. Tetapi, Indonesia juga memiliki ironi yang luar biasa, jutaan sarjana menganggur, triliunan dana menganggur, dan jutaan hektare tanah/lahan menganggur.
Kekayaan negara dimiliki dalam akumulasi segelintir orang, pemilik kerajaan-kerajaan bisnis, dan jutaan rakyat hidup dalam kemiskinan dan ketidakpastian. Indonesia akan menuju pada 3 B, yakni menjadi negara yang Bangkrut, Bubar, atau Bangkit.
"MDI percaya bangsa Indonesia akan Bangkit. Kebangkitan Indonesia diawali oleh kebangkitan masyarakatnya dalam memandang dirinya sama dan sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia," kata Arifin.
5. Marwah Daud Ibrahim memiliki personifikasi yang dibutuhkan masyarakat Indonesia, masyarakat Nusantara, dan dunia. Marwah Daud Ibrahim cerdas, tegas, jujur-berintegritas, nasionalis, agamis-Quranis, yang seluruh perilakunya dan cita-citanya adalah memakmurkan makhluk di bumi dan mengagungkan Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan seluruh makhluk dan alam semesta.
6. Marwah Daud Ibrahim adalah anak seorang guru di dusun terpencil di Soppeng Sulawesi Selatan, tetapi ia adalah doktor dari negara adidaya Amerika Serikat, yang maju dan modern. Tetapi, ia juga seorang muslim yang taat, yang diakui kecerdasan dan keberpihakannya oleh semua kelompok islam, dari yang tradisional hingga yang moderat, dari yang ultranasionalis hingga yang fundamentalis.
7. Marwah Daud Ibrahim adalah Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), tetapi ia juga calon wakil presiden yang digandeng tokoh utama kaum nahdliyin Nahdlatul Ulama yakni KH Abdurahman Wahid.
"MDI juga menjadi juru bicara kelompok islam garis keras, fundamentalis dalam sebuah acara di lapangan penuh massa di Yordania, dan sekaligus diakui kelompok ultranasionalis dalam Front Penyelamat Bangsa," kata Arifin.
8. Marwah Daud Ibrahim adalah sosok yang sangat rasional, akademis, cerdas, dan ilmiah sekaligus diakui kekuatan dan kelompok-kelompok spiritualis, religius.
Marwah Daud Ibrahim seorang muslim yang tidak meninggalkan puasa wajib dan sunnah sekaligus dikenal dekat bersahabat dengan seluruh tokoh dan masyarakat kristen, katholik, hindu, budha, dan kejawen-keyakinan.
Marwah Daud Ibrahim seorang Indonesianis sekaligus pelopor kembalinya kejayaan Nusantara sehingga ditahbiskan sebagai tokoh oleh raja-raja Nusantara, diperjalankan ke petilasan raja-raja, sekaligus diperjalankan ke pesarean wali-wali Allah, di seluruh Nusantara.
9. Marwah Daud Ibrahim menentang maraknya investasi asing yang menggerogoti sendi-sendi ekonomi nasional tetapi sekaligus tidak memusuhi asing, namun menjadikan asing sebagai mitra strategis dengan saham rakyat sebagai faktor penentu investasi, dan kepentingan nasional sebagai landasan berpijak. Marwah Daud Ibrahim menginginkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkarakter dalam budaya.
Marwah Daud Ibrahim percaya kebangkitan bangsa ditentukan oleh bangsa itu sendiri. Untuk itulah, ia melakukan upaya transformasi dan revolusi mindset melalui pemberdayaan manusia-manusia Indonesia dengan mengubah pola pikir mereka, dalam setiap pelatihan mengelola hidup dan merencanakan masa depan. Masa depan bangsa ditentukan oleh manusianya, bukan asetnya, bukan pula kekayaannya.
Gerakan kultural kerakyatan dilakukan melalui upaya terus menerus menggali keunggulan masyarakat lokal. Suatu saat, Marwah Daud Ibrahim menginginkan bahwa seluruh kota/kabupaten di Indonesia sama terangnya dengan Ibu Kota Jakarta, sama majunya, sama hebatnya, dan sama-sama sejahtera.
Pembangunan Indonesia harus selalu terbagi dalam tiga zona, Barat, Tengah, dan Timur, secara berimbang. Bila perlu, Indonesia menempatkan tiga wakil presiden untuk mengawasi pembangunan di zona Barat Indonesia, zona Tengah Indonesia, dan zona Timur Indonesia.
Melalui Ketua Masyarakat Singkong Indonesia, Marwah Daud Ibrahim ingin menunjukkan bahwa dari singkong untuk kemajuan bangsa Indonesia. Tak ada yang mustahil jika kita mampu merencanakan dengan baik.
10. Marwah Daud Ibrahim telah membuat apa yang disebut sebagai MARWAH PLAN. Inilah sejatinya navigasi Indonesia sebagai bangsa yang besar dan maju sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya dan dipandang sebagai navigasi kepemimpinan Indonesia di Asia bahkan di dunia.
Pandangan ini dikemukakan oleh Sekretaris Jenderal Partai Republik Heru B. Arifin.
"Konvensi ini merupakan titik tolak untuk mensosialisasikan pandangan-pandangan dan visi-misi MDI tentang Indonesia sebagai pemimpin masa depan dunia," tegas Heru.