Minggu, 5 Oktober 2025

Fitnah LISUMA, Gita Wirjawan Semakin Terlihat Ambisius

Isu pendemo yang dibayar dalam kaitannya aksi jalanan LISUMA pada pekan lalu, ternyata hasil rekayasa

Tribun Jakarta/JEPRIMA
Drummer Slank BimBim, Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan, Gitaris Slank Abdee Negara dan Vokalis Slank Kaka (kiri-kanan) saat berfoto bersama sambil melakukan aksi menutup mulut dengan stiker yang bertuliskan Heal Our Music seusai acara diskusi di gang Potlot, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/8/2013) malam. Gita Irawan Wirjawan bersama SLANK mengadakan Buka Bersama dengan rekan wartawan dan slankers dan berdiskusi masalah musik mulai dari pembajakan hingga prospek kedepan. (TRIBUN JAKARTA/JEPRIMA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan balik Menteri Perdagangan Gita Wirjawan kepada Lingkar Studi Mahasiswa Indonesia (LISUMA) ternyata semakin membongkar keburukan bahkan sifat ambisius seorang mentri perdagangan.

Isu pendemo yang dibayar dalam kaitannya aksi jalanan LISUMA pada pekan lalu, ternyata hasil rekayasa dan media yang memuat rilis tersebut menjadi korban etika pers dari tulisan yang dimuat.

Demikian diungkapkan Sekjen LISUMA, Dhika Yudistira melalui rilis pada Minggu (4/8/2013). Pernyataan Dhika ini sekaligus menjawab berita sebelumnya mengenai aksi demonstrasi penolakan daging impor. (http://www.presnapress.com/metropolitan/2013/08/01/demo-di-kemendag-tolak-daging-impor).

Dijelaskan Dhika Yudistira, begitu LISUMA dalam aksi Gerakan Sembako Mahal (GSM) mendapat serangan pemberitaan negatif di berbagai media tentang pendemo bayaran, dirinya segera mengontak jaringan media yang dimiliki untuk mengklarifikasi berita tersebut. Klarifikasi itu  berangkat dari pola berita sama yang dimuat oleh media yakni nara sumber yang sama dengan bayaran.

Dijelaskan lebih lanjut, LISUMA sudah mengecek narasumber dan nama yang disebut tidak ada. Keanehan lain adalah, penulisan berita menggunakan pola yang sama. Padahal rekan-rekan wartawan dalam menulis berita  pasti selalu menggunakan angle yang kuat  tetapi berbeda terutama dalam narasumber.

“Bagaimana mungkin wartawan mewawancarai hanya satu orang narasumber saja dengan pola pemberitaan yang sama. Itu katanya wawancara langsung. Gita belum menjadi presiden saja sudah melakukan pembohongan publik bagaimana kalau menjadi presiden,” ujarnya.

LISUMA kemudian melalui bidang risetnya menelusuri jejak rekam aksi demo terhadap Gita Wirjawan yang pernah terjadi. Pada pemberitaan demo petani 12 September 2012, digunakan pola yang sama yaitu “pendemo dibayar”. Dan kali ini juga, LISUMA diserang berita negatif dengan konten “pendemo dibayar”.

“Kami sudah tahu siapa yang melakukan kampanye negatif tersebut berdasarkan informasi jaringan media kami. Orang tersebut berinisial KS. Kali ini LISUMA yang menjadi korban penggembosan, padahal kami murni gerakan rakyat,” ujar Dhika yang bersama-sama PB HMI dan PB PMII pada 2012 berkunjung ke Rusia dalam rangka studi perbandingan kebangsaan.

Sungguh ironis seorang menteri perdagangan melakukan sebuah serangan balik melalui media dengan memfitnah kami adalah masa bayaran disaat kami bertriak karena tercekik harga-harga sembako semakin mahal.

Dalam aksi kami pun tidak pernah mengangkat mengenai dia mau mencalonkan diri sebagai presiden pada 2014 nanti ataupun mengenai konvensi partai Demokrat, karena aksi kami murni mengenai mahalnya harga sembako dan kebijakanya yang instan dan tidak pro rakyat ataupun pro produk lokal.

Dengan cara dia menfitnah kami dan menggiring isu mengenai pencalonan dia 2014 malah semakin terlihat ambisius seorang Gita Wirjawan. Baru jadi mentri saja di demo masyarakat sudah menfitnah melalui media apalagi kalau jadi Presiden.

"Saya yakin pun saat ini masyarakat sudah cerdas saat ini. Kami tak akan berhenti walaupun kami difitnah atau sekalipun kami masuk teralis besi, asalkan masyarakat tidak semakin tercekik oleh harga sembako yang meroket karena kebijakan-kebijakan gita wirjawan yang instan. Kami akan terus turun ke jalan dan akan semakin banyak, " ucap Dhika.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved