Jumat, 3 Oktober 2025

Kenaikan Harga BBM

Seknas Fitra Anggap Kebijakan BLSM Berbau Politis Jelang Pemilu 2014

Koordinator Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra), Ucok Sky Khadafi

Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Menteri Keuangan, Chatib Basri saat acara konferensi pers terkait APBN Perubahan 2013 di Gedung Djuanda, kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (18/6/2013). Menurut Chatib Basri, pemerintah optimistis tidak ada penambahan orang miskin baru walaupun ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Kompensasi kenaikan harga BBM diyakini akan mencegah jumlah orang miskin bertambah pasca kenaikan harga BBM. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM - Koordinator Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra), Ucok Sky Khadafi, menilai kebijakan BLSM yang dikeluarkan pemerintah sebagai kompensasi kenaikan harga BBM sangat berbau politis. Terlebih kebijakan BLSM ini keluar menjelang pelaksanaan Pemilu 2014.

"BLSM bagi kita terlalu sedikit untuk masyarakat, BLSM terlihat betul-betul terlihat menjelang pemilu 2014, jadi mendekati rakyat untuk pemilu," ujar Ucok saat ditemui di kawasan Cikinin, Jakarta Pusat, Minggu (23/6/2013).

Menurut Ucok, pernyataannya tersebut didasari fakta bahwa BLSM memang memiliki ciri-ciri yang lebih sesuai untuk dianggap sebagai sebuah dana kampanye ketimbang sebuah program pemerintah.

"Dana kampanye itu cirinya waktunya sebentar. Kalau benar-benar programnya pemerintah itu biasanya panjang durasinya, BLSM itu hanya 4 bulan saja, berarti ini untuk dana kampanye," tukasnya.

Ia menyebut pemberian BLSM lebih kepada pertimbangan Politis dan pencitraan daripada untuk membantu masyarakat miskin pasca kenaikan harga BBM seperti yang didengungkan pemerintah.

"Tapi kalo mereka menolak anggapan ini, ya perpanjang dong BLSM-nya," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved