Sabtu, 4 Oktober 2025

BNN Tangkap Danlanal Semarang

Brigadir Rahmat Tergiur Bisnis Narkoba saat Jadi Informan

Brigadir Rahmat Sutopo sudah menjadi target operasi Badan Narkotika Nasional (BNN).

Penulis: Adi Suhendi
zoom-inlihat foto Brigadir Rahmat Tergiur Bisnis Narkoba saat Jadi Informan
NET
ILUSTRASI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Brigadir Rahmat Sutopo sudah menjadi target operasi Badan Narkotika Nasional (BNN).

Masih ada orang-orang kuat di belakang sang brigadir, yang diduga menjadi pemasok narkoba di Semarang.

Penangkapan Brigadir Rahmat diawali penangkapan anggota Detasemen Markas Polda Jawa Tengah Iptu Hendri, bandar sekaligus pemasok narkoba ke Lapas Klas IA Kedung Pane, Ngaliyan, Jawa Tengah, yang sudah ditangkap lebih dulu oleh tim gabungan BNN dan BNN provinsi.

Hendri diciduk petugas BNN Jateng di Gang Karangwaru, Desa Lamper, Kecamatan Semarang Selatan, Senin (25/2/2013) malam. Dari tangan Iptu Hendri, petugas BNN Jateng mengamankan barang bukti berupa sabu seberat 1 gram.

Iptu Hendri merupakan anggota yang punya catatan nakal. Hendri pernah terlibat kasus penggunaan sabu, dan sudah ditindak. Hendri diduga kuat berperan menjadi bandar narkoba, dan memiliki jaringan di Lembaga Permasyarakatan Kelas A di Kedungpane, Ngaliyan.

Kepala Hubungan Masyarakat dan Informasi BNN Sumirat Dwi Yanto, tidak menampik bahwa masih ada bandar-bandar besar di balik Brigadir Rahmat. Sayang, BNN belum mau mengungkapkan siapa orang-orang tersebut.

"Kalau masalah jaringan, kami belum bisa bicara. Tapi, penangkapan kemarin merupakan pengembangan dari penangkapan Iptu H (Hendri) pada 25 Februari 2013, dan saat itu diamankan pula beberapa orang yang ditangkap dari LP," jelas Sumirat.

Brigadir Rahmat dan Iptu Hendri merupakan kaki tangan bandar-bandar besar narkoba yang beroperasi di Jawa Tengah.

"Di belakang dia masih ada orang-orang atau bandar-bandar besar lain, kami mau cari siapa di belakang dia," ucap Sumirat.

Brigadir Rahmat diduga sudah lama menjadi pengedar narkoba, tapi sejak kapan Rahmat bermain dengan barang haram, BNN masih melakukan pendalaman.

Dalam jaringan Iptu Hendri dan Brigadir Rahmat, pelakunya bervariasi, ada dari golongan pengusaha hingga aparat penegak hukum.

Sumirat menduga, Brigadir Rahmat senantiasa membocorkan informasi kepada para gembong narkoba di Jawa Tengah, bila polisi melakukan operasi pemberantasan narkoba.

Bagaimanapun, Brigadir Rahmat merupakan intelijen yang sehari-hari bertugas menyelidiki dan mencari informasi.

"Bisa saja dia menjadi informan untuk sindikat narkoba. Mungkin saat mencari informasi, dia kenal kelompok mereka dan bergabung, serta jualan narkoba karena keuntungannya menggiurkan," beber Sumirat.

Selain pengedar, Brigadir Rahmat pun juga pemakai narkoba. Itu terbukti dari hasil tes urinenya yang positif. Sementara, kekasihnya yang ikut dibekuk BNN di kostan Sumirat, hanya sebagai pemakai.

"Wanita itu memakai narkoba bila Brigadir tersebut memakai," cetusnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved