BNN Tangkap Danlanal Semarang
BNN Masih Intai Bandar Besar Narkoba di Semarang
Sindikat peredaran gelap narkoba yang melibatkan aparat kepolisian di Jawa Tengah akan terus dipantau BNN
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sindikat peredaran gelap narkoba yang melibatkan aparat kepolisian di Jawa Tengah akan terus dipantau Badan Narkotika Nasional (BNN).
Deputi Penindakan BNN Benny Josua Mamoto menjelaskan bahwa saat ini sindikat narkoba di Jawa Tengah untuk jaringan Brigadir Rahmat Sutopo masih banyak termasuk siapa bandar besar dibalik kasus Narkoba yang melibatkan Danlanal Semarang Kolonel Laut Antar Setia Budi.
"Belum bisa saya sampaikan (siapa orangnya) nanti dalam waktu yang tidak lama akan kita ungkap itu," ungkap Benny di Gedung BNN, Jakarta Timur, Senin (29/4/2013).
Menurut Benny, BNN sudah memiliki daftar orang-orang yang berda dalam jaringan Brigadir Rahmat. Sementara Brigadir Rahmat sendiri dicokok BNN merupakan hasil pengembangan dari penangkapan seorang perwira pertama kepolisian di lingkungan Polda Jawa Tengah pada 25 Februari 2013 lalu.
"Orangnya tidak akan kemana-mana," ucapnya.
BNN akan bekerjasama dengan pihak Polda Jawa Tengah dan Direktorat IV Bareskrim Polri untuk mengungkap tuntas sindikat peredaran gelap narkoba di Jawa Tengah yang melibatkan anggota kepolisian.
"Datanya sudah ada pada kami," ujarnya.
Ditanya apakah para pelaku yang masih berkeliaran di Semarang merupakan aparat kepolisian atau aparat lain? Benny mengatakan bahwa sindikat penguasa pasar narkoba di Jawa Tengah campuran dari aparat dan warga biasa.
Tetapi BNN berjanji bahwa oknum-oknum aparat akan menjadi sasaran BNN selanjutnya.
"Oknum-oknum yang akan disasar nanti," ucap Benny.
Seperti diketahui BNN menangkap Danlanal Semarang Kolonel Laut Antar Setia Budi di kamar 1003 Htel Ciputra, Simpang Lima, Jawa Tengah saat asik menikmati sabu, Senin (29/4/2013) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Tertangkapnya sang Komandan tersebut diawali dari hasil penyelidikan BNN atas pengembangan penangkapan Iptu H pada 25 Februari 2013.
Penyidik BNN kemudian menyisir kelas pengedarnya dan melakukan pengintaian terhadap Brigadir Rahmat Sutopo. Rahmat pun diciduk lebih awal .setelah mengantarkan barang pesanan Kolonel Antar. Setalah itu petugas BNN mencokok Antar lalu penggeledahan dilanjutkan ke kostan Brigadir Rahmat dan dicokoklah seorang perempuan yang diketahui merupakan kekasih Brigadir Rahmat.
Benny menegaskan bahwa barang tersebut bukan merupakan barang bukti kejahatan yang disita kepolisian, barang tersebut berasal dari seorang bandar yang hingga kini masih menjadi buruan BNN.
"Nanti asalnya barang tersebut ketahuan," ujarnya.