Penipuan Belanja Online
Secuil Kisah Korban Penipuan Belanja Online
Sejumlah korban penipuan belanja online mengisahkan kelihaian para pelaku, dalam meyakinkan dan mengelabui calon korban.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sejumlah korban penipuan belanja online mengisahkan kelihaian para pelaku, dalam meyakinkan dan mengelabui calon korban.
Adrianus Gunawan (23) mengaku tertipu iklan penawaran produk Apple jenis iPad 2. Harga yang ditawarkan pelaku hanya Rp 2,5 juta. Padahal, gadget sejenis di pasaran dibanderol dua kali lipat dari yang ditawarkan ke Adrianus.
Kepada polisi, Adrianus mengaku membeli dua iPad 2, dan mentransfer ke rekening pelaku sebesar Rp 5 juta pada awal Maret lalu. Ternyata, gadget asal Amerika Serikat tidak dikirim pelaku.
“Saya coba hubungi lagi, namun hanya disuruh menunggu,” ungkapnya.
Kerugian lebih besar dialami Iwanul Badri. Mahasiswa semester akhir universitas swasta di Surabaya, mengaku dikerjai penipu bermodus toko online sebesar Rp 20 juta pada 4 Meret lalu. Iwanul tertarik dengan tawaran harga murah untuk semua jenis gadget dalam iklan Facebook.
Gencarnya pelaku men-tag produk gadget ke laman Facebook milik Iwanul, membuat dia tergiur berbisnis gadget. Iwanul pun membeli sejumlah merek gadget dalam jumlah besar, seperti Samsung, iPhone5, Nokia, kamera Canonn dan Nikon. Total, dia sudah memesan gadget dan barang elektronik senilai Rp 48 juta.
Pemuda 32 tahun yang kos di Jalan Dukuh Kupang, awalnya mentransfer Rp 15 juta sebagai uang tanda jadi ke nomor rekening sebuah bank pelat merah atas nama Zamsul Rizal Tombolo. Beberapa hari kemudian, pelaku mengabari kalau barang pesanannya sudah dikirim, namun tertahan pihak Bea Cukai.
“Untuk mengurusnya, pelaku meminta saya kembali mentransfer Rp 4 juta. Pelaku mengaku sudah keluar Rp 10 juta agar barang bisa lolos dari Bea Cukai,” tutur Iwanul.
Untuk meyakinkannya, pelaku memfoto dos siap kirim, lengkap dengan alamat Iwanul. Foto diposting pelaku ke halaman depan Facebook milik Iwanul. Hanya, pelaku kembali meminta tambahan Rp 9 juta agar barang dikirim. Merasa ada gelagat mencurigakan, Iwanul menolaknya. Barang yang dia pesan pun hingga kini tak sampai ke tangannya. (*)