Minggu, 5 Oktober 2025

Penipuan Belanja Online

Belanja Online Lebih Aman Lewat Rekening Bersama

Yan Kiez, salah satu pengelola toko online profesional, mengaku dirugikan oleh praktik penipuan berkedok toko online.

zoom-inlihat foto Belanja Online Lebih Aman Lewat Rekening Bersama
NET
ILUSTRASI

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Yan Kiez, salah satu pengelola toko online profesional, mengaku dirugikan oleh praktik penipuan berkedok toko online.

Menurutnya, jual beli di online sangat membutuhkan kepercayaan calon pembeli. Maraknya praktik penipuan, membuat masyarakat was-was membeli barang via online.

Karena itu, Yan mencari dan mengumumkan nama-nama toko online yang diduga palsu. Ia mengaku tidak pernah mendapatkan teror dari pemilik akun Facebook yang ditudingnya sebagai penipu. Ia bahkan menantang pemilik akun tersebut, agar melaporkannya ke polisi jika merasa nama baiknya dicemarkan.

“Sampai saat ini, saya tidak pernah berurusan dengan polisi karena merilis nama-nama penipu berkedok online shop. Ya, karena memang mereka tidak berniat jualan kok. Mereka niatnya menipu, jadi tidak ada yang dicemarkan,” katanya.

Meski tidak pernah diteror atau dilaporkan polisi, pemilik akun yang dirilisnya membalas dengan cara membuat akun Facebook Yan Kiez. Tujuannya, menjebak calon pembeli sekaligus mencemarkan nama Yan Kiez agar bisnisnya merugi. Yan mencatat ada 10 akun Facebook Yan Kiez palsu.

Yan Kiez memiliki kiat agar masyarakat tidak tertipu saat hendak membeli via online. Satu cara yang efektif adalah mengajak pembeli bertransaksi lewat rekening bersama atau rekber. Rekening ini merupakan pihak ketiga yang menjembatani transaksi antara penjual dan pembeli.

“Jadi, kalau ada penjual yang tidak mau diajak ke rekber, bisa diduga dia menipu. Pelaku selalu berkelit mengaku tidak mengerti rekber dan tidak mau ribet. Mereka menggunakan berbagai alasan. Hindari penjual online yang seperti itu,” jelasnya.

Yan Kiez juga memiliki laman khusus tentang modus penipuan berkedok toko online. Laman bernama batamwatch.com ia buat, karena geram dengan taktik penipu mencantumkan nama ‘Batam’ di toko online. Laman ini secara aktif melakukan monitoring toko online fiktif.

“Saya meyakini, 99 persen toko online mengatasnamakan Batam palsu. Sedikit sekali toko online valid di Batam. Jangan pernah tertipu dengan harga sangat murah, apalagi mengatasnamakan wilayah Batam, selalu lah waspada,” tulis laporan laman ini.

Laman batamwatch.com memantau toko online penipu dari Twitter, Facebook, Kaskus, blogspot, webhosting, dan website. Mereka juga menjaring kesaksian korban pinipuan belanja online, hingga pengunjung laman mudah mengidentifikasi toko online fiktif.

"Dari laporan di situs ini, sejumlah jasa layanan hosting menutup website toko online fiktif," ungkap Yan Kiez.

Laman lain yang juga eksis menyebarkan toko online fiktif adalah datapenipu.com, atau biasa disingkat DP. Laman ini belum genap setahun berdiri, tepatnya Agustus 2012. Berbeda dengan Batam Watch, DP lebih interaktif dengan korban.

Abun, pengelola DP mengisahkan, ia awalnya membuat laman antipenipu, untuk mengantisipasi penipuan di situs jualan online miliknya. Ia khawatir ada penipu yang menyusup masuk ke lamannya.

“Saya buat DP, terus saya tempelkan logonya di situs saya itu,” ucapnya.

Laman DP lalu berkembang di komunitas belanja online. Menurut Abun, sulit meniadakan praktik penipuan di dunia belanja online. Jumlah penipu tidak bisa dipastikan. Malah, satu orang penipu, bisa memiliki beberapa akun, baik di Facebook hingga situs belanja online.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved