Kamis, 2 Oktober 2025

Nasib Anas di Demokrat

KPK Didesak Usut Aliran Dana Nazar ke Ani Yudhoyono dan Ibas

Ani Yudhoyono dan Anaknya Edhi Baskoro Yudhoyono atau biasa disapa Ibas.

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto KPK Didesak Usut Aliran Dana Nazar ke Ani Yudhoyono dan Ibas
TRIBUNNEWS.COM
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali didesak berani mengusut kasus dugaan penerimaan aliran dana ke Ibu Presiden RI, Ani Yudhoyono dan Anaknya Edhi Baskoro Yudhoyono atau biasa disapa Ibas.

Dugaan aliran dana korupsi sebagaimana tertulis dalam laporan keuangan terpidana Wisma Atlet Nazaruddin yang diungkap oleh pemilik akun twitter @AbimanyuAbiputro.

Demikian disampaikan para pendomo yang tergabung dalam Barisan Kesatuan Mahasiswa Pemuda Anti Cikeas (Base Camp Anti Cikeas), di depan kantor KPK, Jakarta, Rabu (13/2/2013) siang

"KPK jangan ada tebang pilih. Mereka harus berani memeriksa Ani Yudhoyono dan Ibas terkait pemberian dana dari Nazarudin," kata Koordinator Aksi Aziz Fadirubun saat berorasi.

KPK, lanjut Aziz, jangan terjebak sebagai orang yang dikendalikan oleh SBY. Jangan sampai kepempinan di KPK saat ini hanya sebatas simbolis belaka.

"Jangan sampai SBY menganut trilismen kepemimpinan yang berarti SBY memimpin negara, partai dan juga KPK," tegasnya.

Seperti diketahui dalam akun twitter bernama AbimanyuAbiputro tertulis jelas adanya gambar pengeluaran keuangan perusahaan Nazaruddin yang diduga berasal dari tindak pidana.

Akun tersebut memberikan bukti foto yang menyebutkan Putera Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono itu menerima 900 ribu dollar Amerika sepanjang 18 Januari-29 Desember 2010, dari pwrusahaan Nazaruddin.

Selain Ibas, Nazaruddin juga mengalirkan dana ke mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng sebesar 500 ribu dollar Amerika untuk satu proyek. Aliran dana itu dialirkan dalam waktu yang sama dengan Ibas.

Media Tempo pernah memberitakan kemarahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap Nazaruddin, sesaat sebelum eks Bendum Demokrat itu melarikan diri ke luar negeri, 23 Mei 2011.

Menurut sumber Tempo, sebagaimana dikuti Tribunnnews.com menyaksikan dalam pertemuan tersebut, Presiden SBY sangat marah, sampai dua kali menggebrak meja.

Gebrakan yang pertama, setelah Nazar mengatakan bahwa Edhie Baskoro pernah menerima uang darinya yang diambil dari kas partai. Gebrakan kedua, yang menyebabkan meja terpelanting, dilakukan sesudah Nazaruddin menyebutkan Ani Yudhoyono pun menerima uang darinya 5 juta dollar AS yang berasal dari kas Demokrat, yang merupakan pemberian Pertamina.

Hingga berita ini diturunkan, Tribunnews.com, masih berusaha menghubungi pihak-pihak terkait.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved