Nasib Anas di Demokrat
SBY: Saya Pastikan Tak Lalai Urusi Negara
Sejumlah komentar miring menyerang Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ketika belakangan ikut turun tangan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah komentar miring menyerang Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ketika belakangan ikut turun tangan membenahi Partai Demokrat, termasuk ikut mengambil alih seluruh otoritas partai dari tangan Ketua Umum Anas Urbaningrum. Namun hal tersebut langsung dibantah SBY ketika mengundang rapat 22 Ketua DPD Partai Demokrat.
"Saya pastikan ke hadapan rakyat Indonesia, saya tidak melalaikan tugas saya menjalankan roda pemerintahan dan memimpin kehidupan bernegara. Selama delapan tahun terakhir ini saya pribadi amat jarang, mengikuti, dan melakukan dan menjalankan partai demokrat kecuali pada ulang tahun atau pada momen tertentu saja," ujar SBY di Cikeas, Bogor, Minggu (10/2/2013).
SBY berdalih sejumlah presiden sebelumnya, yang sekaligus petinggi partainya tetap bekerja untuk negara, termasuk dirinya. SBY, misalnya, menyebut Presiden Soeharto yang juga Ketua Dewan Pembina Golkar, Habibie membina Golkar, Dus Dur, Ketua Dewan Syuro PKB, Megawati, Ketua Umum PDI Perjuangan, Jusuf Kalla, Ketua Umum Golkar, tetap bekerja untuk negara.
"Meski beliau-beliau menjalani kepentingan partai tidak berarti mereka melalaikan tugas kehidupan bernegara. Saya juga mendengar komentar negatif justru dari luar Partai Demokrat, yang mempertanyakan mengapa harus ada penyelamtan seperti ini. Tapi biarkanlah Partai Demokrat dengan niat yang baik bekerja menyelematakan partai kami," tegas SBY.
SBY mengakui, a[a yang terjadi partai berlambang bintang mercy ini sedang dilanda berbagai ujian. Secara pribadi sebagai Presiden RI, dan selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, SBY mengaku harus ikut juga bekerja menyelamatkan partainya keluar dari ujian. "Katakanlah ujian sejarah yang tidak ringan," tambahnya.
Baca juga: